ASRI'nya Alun-Alun Kota Wonosobo

Banyak yang berubah dari kota tempat tinggalku. Wonosobo sekarang berangsur-angsur menjadi tempat yang asyik untuk dikunjungi, terutama alun-alun kotanya. Alun-alun yang dulu nampak kusam dan tak terawat sekarang sudah mulai ramai dikunjungi warga kabutapen kecil ini. Renovasi alun-alun yang dilakukan beberapa bulan lalu kini telah membuahkan hasil yang bagus. Alun-alun yang terawat dan rumput yang sudah tidak lagi menjulang tinggi seperti semak-semak, serta tatanan tempat yang rapi dengan berbagai hiasan di dalamnya, membuat tempat ini menjadi lebih asri dan sedap untuk dipandang. Banyak pula fasilitas yang telah disediakan pemerintah untuk melengkapi tempat ini, seperti lapangan basket, voli, sepak bola, dan hotspot area.

Belum puas dengan keindahan dari alun-alun, saat ini pemerintah kota sedang membangun video tronik di bunderan pertigaan BRI. Tak lain adalah tempat dimana patung garuda bertengger dengan gagah sebelumnya. Patung garuda yang sebelumnya sempat melekat di hati masyarakat kota sebagai maskot dari alun-alun, kini telah "terbang" dan entah akan "ditenggerkan" dimana lagi.

Bagi para pengunjung dan pemakai alun-alun kota Wonosobo, tak perlu khawatir akan kelaparan di sana. Banyak pedagang kaki lima yang menyediakan berbagai makanan, baik makanan khas Wonosobo maupun makanan impor dengan harga yang cukup miring. Sehingga pengunjung tidak perlu keluar dari area alun-alun untuk mencari sedikit pengganjal untuk perutnya.

Read More..

Sebuah Sajak Khalil Gibran

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena hal terindah di dunia tidak terlihat

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita,
Kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.
adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya,
tapi ketika cinta itu mati kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.
bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat,
melainkan apa yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan,
melainkan bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai seseorang,
bukan karena orang itu berhenti mencintai kita,
melainkan karena kita menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari.

- Khalil Gibran -
Read More..

Akan Indah Pada Waktunya....

(backsound : utopia - benci)

Beberapa hari ini ada banyak hal yang terjadi, dan itu semua hampir membuatku gila. Sempat berpikir bahwa aku menyesal telah mengetahuinya dan telah terperangkap dalam cerita itu. Aku marah, benci, jengkel, eneg, jijik, kecewa, semuanya bercampur aduk. Sekarang aku sudah tak ingin percaya pada siapapun, dia dan mereka. Aku hanya akan percaya pada diriku sendiri dan pada-Nya. Hanya Dia yang bisa kumintai tolong.

Aku tak percaya bahwa cerita hidupku akan jadi seperti ini dan aku tak pernah menduganya. Lagipula siapa juga yang mau menduga-duga apa yang akan terjadi pada hidupku kelak. Aku hanya bisa menjalaninya dan mencari solusi terbaik untuk diriku dan semua orang yang bersangkutan (tapi kalo mau egois, q cuma mau cari solusi yang terbaik buat diri sendiri). Aku nggak bisa melarikan diri dari masalah ini, terlanjur basah, basahin aja sekalian, biar ramai.

Tapi, semuanya semakin menjadi kompleks ketika ditelusuri. hufftt.... apa aku salah jalan?? Sepertinya banyak sekali yang harus ku ikhlaskan dan ku korbankan. Hidup memang tak pernah lepas dari sebuah pengorbanan...

Yah...semuanya memang harus dihadapi. Hadapi dengan senyuman (walau itu senyum palsu)... bahasanya gak ikhlas banget. Aku akan terus menyemangati diriku sendiri. Masalah akan terus membuatku semakin dewasa, aku nggak boleh menyesalinya. Semua pasti ada jalan keluarnya dan akan indah pada waktunya...

(ganti backsound : d'masiv - jangan menyerah)
Read More..

Gay, Genetis, Pilihan atau Pola Hidup?

KapanLagi.com - Rasanya sudah tidak aneh lagi jika sekarang kita agak lebih mudah menjumpai pasangan gay berjalan berpasangan atau bergandengan bahkan berpelukan sebagai sepasang kekasih bahkan di tempat seperti di Mall atau di berbagai cafe atau tempat nongkrong lain. Uniknya, pasangan gay ini lebih nampak jika merupakan pasangan antar pria, sedangkan tidak begitu nampak di kalangan antar wanita. Kemungkinan hal ini muncul karena budaya kita yang agak lebih membebaskan sesama wanita untuk berdekatan secara fisik seperti berpelukan atau bergandengan tangan daripada antar pria.

Hampir bisa dipastikan jika seorang pria menggandeng tangan seorang pria lain, maka yang ada di pikiran kita, kedua pria tadi adalah gay, apalagi jika s
ampai berpelukan sambil berpandangan mesra sudah jelas di pikiran kita bahwa kedua orang tadi adalah sepasang kekasih gay.

Mungkin jika tergelitik, kita akan mulai berpikir apa yang menyebabkan seorang pria bisa tertarik kepada pria lain? Apakah karena pengaruh pergaulan, pengaruh sosial, pilihan pribadi atau apakah memang seseorang menjadi gay karena faktor genetik?


Sebagian besar dari kita mungkin akan terkejut ketik
a ternyata, dari salah satu penelitian yang dilakukan hampir semuanya mengacu bahwa gen ternyata berperan sangat penting dalam orientasi seksual seseorang. Alan R. Sanders, salah satu profesor dari Northwestern University, Amerika yang pernah melakukan penelitian selama 14 tahun lamanya, dan melibatkan lebih dari seribu pasangan gay menemukan bahwa kemungkinan besar gay menular melalui gen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa selama berada dalam kandungan, ketika bayi terpapar testosteron (hormon pria), lebih banyak, maka jari manis akan tumbuh lebih cepat. Dari dasar penelitian inilah, maka salah satu peneliti lain (yang juga tidak pernah disebutkan namanya, dan dibahas dalam nymags.com) memiliki hipotesis. Ia ber
pendapat bahwa panjang relatif jari manis dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah seseorang memiliki kecenderungan menjadi gay atau tidak.

Dalam teori tadi, semakin banyak kita terpapar testosteron ketika dalam kandungan, maka kecenderungan sifat hormon tadi akan mempengaruhi, dan dengan kata lain, pada kaum gay pria, hal ini terjadi karena kekurangan paparan hormon ini, sedangkan pada kaum gay wanita (lesbian), sifat ini didapat karena terlalu banyak terpapar hormon testosteron tadi.


Untuk Pria
Jika jari manis pria relatif lebih panjang daripada jari telunjuknya, maka menurut teori paparan hormon di atas, maka pria tadi tidak akan memiliki kecenderungan gay, dan sebaliknya, jika jari manis panjangnya relatif sama dengan jari telunjuk, maka kemungkinan besar pria tadi adalah memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang yang memilih pasangan sesama jenis.


Untuk Wanita

Sedangkan untuk wanita, teori tadi juga dapat diaplikasikan. Karena secara teori, seorang wanita memiliki tingkatan hormon testerone (hormon pria) yang sama dengan esterogen (hormon wanita), maka wanita non lesbian cenderung memiliki panjang relatif jari manis yang sama panjang dengan telunjuk. Sebaliknya, jika jari manis relatif lebih panjang daripada jari telunjuk, maka dapat ditarik kesimpulan (walaupun tidak selalu benar), bahwa wanita tadi memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis juga.

Coba cek jari Anda apakah benar teori tadi? Ataukah Anda memiliki kepercayaan tersendiri bagaimana seseorang menjadi lebih memilih sesama jenis? Semuanya terserah Anda! :)
Read More..