Sebuah Pengharapan

Hei kau, sampai sekarang pun aku masih mengharapmu. Salahkah aku melakukannya? Mungkin ini melebihi dari apa yang kau pinta dulu, tapi beginilah aku sekarang. Yang tak bisa melupakanmu walau sedetik pun waktu luangku.

Hei kau, sampai kapan kau akan bersembunyi di keramaian kota itu? Aku tak yakin bisa menyusulmu bergerumun di tengah padatnya belantara beton. Tak bisa kah kau kembali saja ke sampingku? Seperti dulu saat pertama kita berjumpa.

Hei kau, masihkah kau mengingatku? Aku yang hanya seorang gadis desa. Yang tak tahu apapun tentang keramaian kota. Bahkan aku harus mengecilkan suaraku untuk mengangkat telfonmu agar tak menganggu sekelilingku ketika malam tiba. Tak bisa kah kau menemuiku saja?

Hei kau, aku masih di sini. Dengan semua yang kau tahu tentang diriku dan semua yang ku tahu tentang dirimu. Aku masih menunggumu di sini. Di sini. Dan inilah pengharapanku padamu. Kembalilah. Walau hanya sekedar menyapaku.

-------------------------------------
'Cos I believe that destiny
Is out of our control
And you'll never live until you love
With all your heart and soul
Every day I love you
-- Boyzone - Everyday I Love You --
-------------------------------------

Read More..

Kawasan Gunung Banjir

Tadi pagi baca koran Harian Suara Merdeka dan di halaman depan Suara Kedu, terpampang sebuah tulisan "Wonosobo Memang Beda". Hahaha. . agaknya Wonosobo memang beda.

Tanah longsor di kawasan gunung, itu biasa. Hujan, juga sangat biasa. Tapi bagaimana jika gunung kebanjiran? Itu luar biasa. Percaya nggak? Bagi yang nggak percaya, mulai sekarang harus percaya. Karena awalnya aku juga tak percaya, sampai-sampai aku nyeletuk pada ibuku, "Loh, Tieng banjir? Kog Wonosobo nggak keleleb?"

Yap, itu terjadi di Desa Tieng, Wonosobo. "Sebanyak 627 warga Dusun Ngesong, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terpaksa mengungsi setelah rumah mereka diterjang banjir bandang yang terjadi pada Minggu siang, 18 Desember 2011." (vivaNews.com)

Tercatat hingga Rabu (21/12), jumlah korban tewas banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Desa Tieng, mencapai sembilan orang. Sedangkan dua lainnya dinyatakan hilang. Sebanyak 27 rumah warga juga hancur. (liputan6.com)Nah, masih belum percaya? *dah lahh,,percaya aja* itulah kekuasaan Allah.

Sekarang, mari kita pikirkan secara logis. Bagi yang pernah ke Dieng, adakah diantara kalian yang melihat pohon besar tumbuh dengan asri-nya di sepanjang *jalan kenangan :))* jalan menuju gunung Dieng? Pasti ada *wkwkwkw*, tapi tidak banyak. Yang banyak adalah pematang sawah yang ditumbuhi tanaman kentang dan aneka ragam sayuran. Yang setiap hari selalu diberi pupuk agar tanah menjadi gembur dan subur.

Lalu, apakah masyarakat menjadi kaya dengan lahan itu? Bagi korban mungkin iya, dulu, sebelum bencana terjadi. Sekarang? Justru mereka kehilangan hartanya yang telah dipupuk sekian lama. Menjadikan kawasan gunung sebagai tempat bercocok tanam, sangat bagus, tapi jika itu tak dibarengi dengan pelestarian alam dan menanam pohon-pohon besar, maka yang terjadi ketika intensitas hujan terus menerus bertambah adalah banjir dan longsor. Jadi sekarang, terasiring pun sudah tak berguna. Yang rugi, mereka juga kan?

Kiamat nampaknya memang sudah dekat *fiiuuuhhh*

Well, mari kita petik hikmah dari kejadiaan ini. Bencana alam memang selalu datang tanpa diduga. Tak ada yang tahu kapan bencana itu akan terjadi. Jadi, tidak ada salahnya jika kita selalu menjaga dan melestarikan alam kita. Sudah sepantasnya jika di kawasan gunung ditumbuhi pohon-pohon besar untuk menahan air resapan yang terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi. Dan semuanya kembali kepada manusia yang menghuni alam ini. Jangan hanya beralasan untuk menambah harta, toh itu hanya di dunia, maka alam menjadi rusak dan gundul. *alamnya jadi marah kaaaannnnn* Mari lestarikan alam ini :D Save Dieng!!

Wonosobo memang beda kann....?? :D

Read More..

Kicauku Dini Hari

Malam ini begitu dingin kurasa. Masih berkutat dengan software grafis sejuta umat yang nampaknya hijau telah menjadi kesatuannya. Segores demi segores, penunjuk berbentuk panah itu kugerakan dengan bantuan mouse yang senantiasa berkelip memancarkan warna, menghasilkan vektor-vektor yang tersusun rapi menjadi sebuah bentuk yang kuinginkan. Lagu-lagu IU dan beberapa penyanyi lainnya masih terdengar begitu semangat dengan terpampangnya angka 12.22 AM di sudut kanan bawah LED-ku.

Merasa bosan dengan rutinitas ini, kuambil Smart yang tergeletak di sampingku dan mulai kutelusuri halaman Opera Mini, kemudian kubuka Facebook yang memang sudah menjadi sosmed langgananku selama ini. Tak perlu kumasukkan username dan password untuk masuk ke laman Facebook-ku karna memang setiap kali puas memakainya, tombol logout tak pernah tersentuh olehkku. Adalah status teman-teman Facebook-ku yang pertama kali kulihat di wall-ku. Salah satunya adalah status Wonosobo Asri, yang mengatakan bahwa saat ini Sindoro telah naik status menjadi waspada. Tentu saja dikatakannya dengan sumber yang sudah pasti.

.: Sindoro from Sumbing by My Brother :.

Gunung itu terlihat sangat jelas dari rumahku. Jaraknya sekitar 20 km. Pemandangannya sangat apik di pagi hari maupun malam. Tak kusangka, gunung yang selama ini tertidur dengan tenang, kini telah bangun dan mulai menampakkan garangnya. Ah, aku tak bisa membanyangkan dan tak mau membayangkan jika suatu saat nanti akan menjadi seperti Merapi. Gunung yang sudah jelas-jelas aktif dan bisa menyemburkan laharnya kapanpun ia mau. Jelas sekali, Sindoro yang selama ini diam dan menimbun laharnya begitu lama, jika ia melakukan seperti yang Merapi lakukan, duaaarrr!! pasti akan lebih dahsyat dari Merapi. Tapi, semoga itu tidak terjadi. Kalaupun terjadi, Tuhan pasti akan bertindak adil kepada seluruh umatnya. Kembalilah tidur sayang, you're so beautiful Sindoro.

Malam yang begitu dingin ini nampaknya memang menyuruhku tuk lekas berbaring. Dan inilah akhir dari malamku hari ini. Semoga esok kan menjadi hari yang penuh berkah dan semangat.

Read More..

Good Bye Jogja

Desember pun tiba dengan puluhan kegalauan yang ada. Namun, tetap berusaha untuk semangat dan menyemangati diri sendiri. Banyak hal terlewatkan di bulan November, tapi it's oke lah. Tak apa. Semuanya pasti kan tergantikan dilain waktu. Dan saat ini pun aku telah meninggalkan Kota Yogyakarta. Kota yang amat sangat memberiku banyak kenangan, entah itu kenangan manis atau pahit, senang sedih, suka dan duka. >> backsound : Yogyakarta by Kla Project <<

Masih jelas kuingat bagaimana aku bisa sampai ke Yogyakarta. Dan siapa saja yang kukenal pertama kali di sana. Teman-teman PSU yang sangat kompak. Teman-teman satu kelas yang pada awalnya tak begitu kuakrabi. Teman-teman seperjuangan di LPM Journal, kakak angkatan dan adik angkatan di sana. Teman-teman Mig33 yang dulu selalu menemani dalam sepiku, Mig33 Wonosobo, Jogja, dan Amikom. Teman-teman Ikamawon yang sempat mengisi hariku, meski hanya sekelebat. Teman-teman PPM yang selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik demi suksesnya acara. Kerajaan Concept yang pernah memberiku pengalaman dalam berbisnis. Dan juga teman-teman nongkrongku yang tak akan pernah bisa terlupa. Sahabatku Kiki Riski, dan teman-temanku Lina Marmut, Roy, Dimas Separo, Verri, Pangeran Ucox. Kalian benar-benar telah hidup di hatiku *ceeeiilllee*. Ku do'akan selalu kesuksesan kita, tentu saja dalam hal apapun.

Dan saat ini, kegalauan yang paling kurasakan adalah menjadi pengangguran :D semoga cepat kudapatkan sesuatu yang bisa mengisi hari-hariku dengan sempurna *aseeekkk* Amin. Kegalauan kedua adalah pendamping hidup *wkwkwkwk*, hey myboy, where are you?? *jedut2in.kepala.ke.tembok* Dan masih banyak lagi kegalauan yang menyelimuti hidupku *yihhhaaaa*

Over all, kan kunikmati hidup ini dan kan kuberikan yang terbaik untukku selama masih diberikan hidup oleh Yang Kuasa. Tetap semangat karna AKU PASTI BISA!! *yeeaaaaa*

Read More..