A Half of May '13

Rian...
Still remain bout him?
I'm sure ya!

How can I forget him? I guess there is no excellent way to forget him. Bahkan setiap menit dan detik yang berlalu aku masih mengingatnya. Meski terkadang ketika aku sedang menyukai orang lain.

Beberapa hari yang lalu sempat tiba-tiba aku merasa kangen banget sama Rian. Entahlah. Aku juga tak tahu apa sebabnya. That's just my felt. Itu terjadi ketika aku melihat sebuah video di salah satu tumpukan file-file yang sudah membusuk (kurasa) di hardisk-ku.

What's happened?
Sebuah pertanda?
Sebuah pertanda bahwa psikopat itu akan datang lagi padaku? Haiisshh,, dan akhirnya psikopat itu datang lagi dan mulai mengarang indah lagi. Kurasa psikopat itu menderita amnesia tingkat dewa dan benar-benar sudah sakit. Sakit jiwa!

Mungkin aku memang pernah menceritakan semuanya tentang Rian ke makhluk busuk itu. Tapi dia tidak akan bisa membuatku percaya lagi bahwa dia mengenal sosok Rian. Seperti apa Rian, hanya aku yang tahu.  Kau tidak akan bisa membohongiku lagi. Apalagi mengarang cerita sedih tentang Rian. Yang ini lah, itulah, I don't care. Aku tidak akan percaya kalau bukan kedua mataku sendiri yang melihatnya.

Aku janji, aku akan menggunakan logikaku untuk melawan kau dasar kutu busuk. Kau tidak akan bisa lagi mengarang cerita tentang hidup Rian. Meski sudah 8 tahun berlalu, aku masih mengingat jelas karakter Rian bagaimana, caranya berbicara, dan cara dia memanggilku serta menulis namaku. Aku yang tahu Rian seperti apa. Bukan kau atau orang lain.

Kutu busuk sepertimu mungkin lebih baik enyah dari dunia ini.    
Read More..

You're Nothing!

Kemarin di tulisanku yang terakhir di blog ini, kubilang bahwa itu adalah tulisanku terakhir tentang dia. Ya! itu adalah ceritaku terakhir tentang dia. Tapi ada bebarapa hal yang ingin kuralat dari ketiga tulisanku.

Mungkin kemarin aku memang menyesal tidak menerimanya, tapi sekarang aku bahkan tidak menyesal sama sekali atas pilihanku dan aku bersyukur atas itu. Sangat bersyukur.

Kau tahu kan kenapa aku menolak? Karna aku tidak suka sifatmu. Dan kenapa aku menyesal? Karna aku sudah berkata kasar padamu. Sekarang, bahkan aku sama sekali tak ada rasa bersalah sedikitpun padamu, semua rasa bersalah yang pernah kurasakan, hilang seketika karna perbuatanmu. Dan aku merasa, semua yang kukatakan kepadamu itu benar dan kau pantas menerimanya

Lidah manusia itu seperti pisau, sungguh tajam. Tajamnya bisa menyakiti diri sendiri *seperti perkataanku yang pernah menyakiti diriku sendiri* atau bahkan menyakiti orang lain.

"aku ingin sendiri,"
"aku ingin menepi,"
"aku tak ingin pacaran,"
"bahkan aku tak ingin memikirkannya,"
"aku ingin bahagia dengan hidupku sendiri,"

itu adalah kalimat-kalimat yang disampaikan olehnya kita aku menyesali tajamnya lidahku. Tak sampai dua minggu kalimat itu terucap dari lidahnya, seorang kawan mengatakan padaku, "mereka sudah jadian lho,"

Bukan sakit hati yang kurasakan, tapi ilfil dan benci. Kenapa? Satu sifat yang benar tak kusuka dari manusia adalah munafik. Munafik itu adalah sifat dimana orang (akan) menjilat ludah sendiri, oppss salah, menelan lidah sendiri tanpa rasa malu. Munafik adalah salah satu sifat seorang pecundang. Punya bakat untuk mempunyai dua kepribadian dan menjadi seorang psiko *ini teoriku*. Jika anda tidak setuju? silahkan.

Sekarang, rasa bersalahku atas segala perkataanku padamu lenyap sudah. Penyesalanku sudah tak bersisa. Penilaianku yang awalnya "baik" padamu ketika pertama kita bertemu, berbalik 180 derajat. Tak ada rasa "segan" lagi aku padamu, di mataku kamu adalah pecundang, pecundang yang berlidah "manis", tapi tak tahu malu. You're nothing.

Silahkan nikmati hidupmu dan segala yang kau "punya". Bye!
Read More..