Thursday, January 23, 2014
|
By Rivki Novita Putri
Seseorang mengatakan satu hal padaku semalam. "Jangan membuat orang lain jatuh cinta padamu jika kamu tak menyukainya". Kalimat itu sontak membuatku lemas dan mati langkah, handphone pun rasanya tak kuat kupegang. Bukan lebay, tapi itu benar yang kurasakan semalam. Antara ingin menangis tapi disampingku ada ibuku tidur dengan pulas. Jadi apa aku harus menangis?
Apa yang membuatku ingin menangis? Pertama, karna kata-katanya benar, kedua karna aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan. Kenapa aku bisa mengatakan ini? Karna sebelumnya, ibuku sudah kembali menanyakan "Sudah dapat pacar belum? targetnya 2 tahun kan? Ini tinggal 10 bulan lagi". Yah, flashback kesepakatan dengan ibuku saat ultahku di tahun 2012. Aku bilang padanya 2 tahun lagi aku pasti sudah punya calon. Dan ternyata ibuku mengingatnya. Rasanya nggak enak. Sebenernya aku nyantai, aku hanya ingin menjalani hidupku seperti air yang selalu tahu kemana dia harus bermuara.
Kembali lagi kebahasan semula. Mengenai alasan pertama, bahwa kalimat itu benar adalah tentu aku akan menjadi orang yang sangat jahat sekali jika aku membuat orang lain jatuh cinta sedangkan aku tidak menyukainya. Analoginya, ketika aku sudah terpojok, berdiri diantara jurang dan daratan, sedangkan ada satu hal yang membuatku tak bisa kembali ke daratan, dan hanya ada satu orang disana yang bisa menolongku supaya tak jatuh ke jurang. Sebagai balas budi aku mencoba untuk mencintainya. Tapi aku gagal, sedangkan aku sudah berhasil membuatnya jatuh cinta padaku. Bukankah itu menyakitkan baginya? Aku pasti akan dianggap memainkan perasaannya.
Alasan kedua, saat ini memang benar aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tak punya ide apapun. Kenapa? Karna kalau aku hanya main-main dan hanya ingin mencoba kembali dengan berbekal pemikiran "yang penting segera move on dengan siapapun orangnya, siapapun yang ada di depanku", aaaahhhggg, that's a shit think. Itu konyol. Aku nggak mau seperti itu.
Jadi apa yang harus aku lakukan? Selain mati rasa, rasanya aku jadi mati langkah. God, tolong beri aku ide, apa yang harus aku lakukan agar aku dan orang lain tidak terluka. Karna Kau jelas tahu, apa yang aku butuhkan tak selalu sama dengan apa yang aku inginkan. Mati gaya, God, please.
Read More..
Thursday, January 23, 2014
|
By Rivki Novita Putri
Lagu ini mewakili apa yang aku rasakan sekarang. Sebenernya nggak juga sih, tapi iya, hanya saja,, aahhh... rasanya bosan, ketika ini terjadi lagi "When you get what you want, but not what you need". One of a shit things yang sering aku rasain. Oke, aku emang dapet apa yang aku mau, tapi aku nggak dapet apa yang aku butuhin. Dan pada akhirnya aku merasa itu nggak penting, karna itu hanya untuk kesenanganku sesaat.
Meski aku sudah berusaha untuk memperbaiki dan mencoba kembali melakukan yang terbaik untuk "membangun" diriku kembali, mencoba belajar dari kesalahan yang pernah terjadi, tapi rasa takut untuk mencoba kembali, takut untuk mencintai, takut untuk kehilangan, dan takut untuk menangis, beradu menjadi satu. Dimana itu membuatku lebih lama beranjak, dari yang sudah orang lain lakukan. Dan sekarang aku benar-benar rindu, rindu berimajinasi tentang apa yang benar-benar aku butuhkan.
Well, sebenernya aku tahu apa yang aku butuhkan, hanya saja aku takut mengatakannya dan aku takut untuk mengejarnya. Aku takut gagal. Tapi aku selalu mencoba, mencoba untuk menyakinkan diriku sendiri, bahwa aku bisa, aku tak seburuk apa yang aku pikirkan.
Satu yang perlu kalian tahu, bahwa bicara dan menulis itu sangatlah mudah :)
Dan inilah, Fix You yang dipopulerkan oleh ColdPlay, lagu lama, tapi sangat menyentuh. Mungkin hanya buatku.
When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse
And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face
And I...
Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face
And I...
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
Yeah, sempat meneteskan air mata ketika mendengar lagu ini. Just a little bit. Hanya karna menjiwai sebuah peran yang sampai saat ini, aku yakin, aku masih sanggup untuk menjalaninya.
Read More..
Wednesday, January 22, 2014
|
By Rivki Novita Putri
Sebelum ini aku sempat memposting bahwa aku pacaran dengan seseorang di kantor. Ya, mungkin. Tapi aku bener-bener sanksi, apakah aku benar-benar pacaran dengannya atau tidak. Tak ada sama sekali kesepakatan. Mungkin hanya aku yang beranggapan bahwa aku sempat menjadi pacarnya.
Sudah dua kali aku ditanya oleh dua temanku sejak memutuskan untuk pergi dari orang itu, "terakhir pacaran kapan?" Kujawab 3 tahun lalu. Entahlah, itu jawaban spontan. Dan aku tak tahu kenapa aku bisa menjawab 3 tahun. Mungkin karna aku benar-benar tak yakin atas hubunganku dengan orang yang terakhir. Mungkin karna kami hanya main-main.
Aku jadi sedikit muak dengan diriku sendiri. Aku benar-benar ingin menyudahi hidup seperti ini. Bantu aku, Tuhan...
Read More..
Friday, January 17, 2014
|
By Rivki Novita Putri
Aku pernah mengatakan suatu hal ketika kita masih bersama. Sebagai seseorang yang berhubungan cukup dekat denganmu, sedikit banyak aku tahu bagaimana kehidupanmu. Mesti itu hanya satu dari bagian terkecil cerita hidupmu. Tapi aku tahu.
Aku masih ingat, entah kapan aku pernah mengatakan satu hal padamu di sela-sela istirahatku yang terhitung maju selama 15 menit. Waktu itu suasana agak sepi, iya tentu, itu sudah mendekati jam 2 dini hari. Aku mengatakan, "aku mau lihat jalan hidupmu seperti apa, apa yang bisa membuatmu sadar dan berhenti untuk bermain-main, apa yang bisa benar-benar membuatmu bersedih?".
Aku mengatakan itu benar-benar spontan dan tak pernah sedikitpun terbesit dipikiranku sebelumnya, bahwa aku akan menanyakan hal konyol itu. Aahh,, tapi biarlah, aku memang ingin mengetahuinya. Mungkin dalam benakmu, kau berpikir bahwa aku mendoakanmu supaya kau terpuruk. Tapi itu tidak benar.
Satu bulan sejak aku menanyakan itu, aku tak tahu apakah perkataanku sudah (sedikit) terkabul atau belum, terakhir aku dengar kabarmu dari seorang kawan bahwa kamu putus dengan kekasihmu. Dan nampaknya kamu sedikit menjadi lebih pendiam, tidak seperti dirimu yang dulu. Begitukah keadaanmu sekarang? Atau kamu sedang bersandiwara?
Aku tak tahu apakah berita itu benar atau hanya seutas sandiwara yang biasa kau mainkan. Hanya saja jika itu benar, mungkin aku hanya akan melihatmu dari kejauhan dan berdoa agar kamu baik saja dan berubah menjadi lebih baik setelah kejadian ini. Aku turut berduka, iya, atas kesedihan dan kekecewaan yang tergambar di matamu. Namun, aku tak sampai hati pada diriku sendiri untuk menjejakkan kakiku kembali hanya untuk bertanya, "kamu baik-baik saja?". Pertanyaan itu, aku yakin sudah sering kau dengarkan. Aku hanya akan tersenyum dan menyapamu ketika sedikit waktu mempertemukan kita, akan tetap melangkahkan kakiku ke depan dan tak akan pernah mencoba untuk melihat punggungmu kembali.
Aku pernah menyukaimu dan sempat sedikit berharap bahwa aku akan menjadi satu-satu wanita di hidupmu pada saat itu. Tapi tak pernah sedikitpun terbesit dipikiranku, bahwa kamu akan menjadi pendamping hidupku suatu saat nanti. Dan sekarang, langkahku adalah kedepan, aku akan mencoba tersenyum lebih pada orang yang berada di depanku.
Read More..
Thursday, January 16, 2014
|
By Rivki Novita Putri
Aku kembali lagi ke job lamaku. Desain. Yah, terdengar menyenangkan. Dan itu memang menyenangkan. Ini benar-benar membuatku merasa sangat kreatif, meskipun sebenarnya tidak "sekreatif" yang kau pikirkan. Hanya saja aku bisa menuangkan apa yang ada dipikiranku untuk membuat sebuah objek desain. Tentu dengan pikiran, jika aku menjadi seorang "penikmat", desain seperti apa yang ingin kulihat.
Tentu ini bukan hal yang mudah. Sebagai seorang yang sudah lama tak menggunakan CorelDraw dan tak terlalu mempunyai daya imajinasi yang tinggi, ini sulit, tapi menyenangkan. Aku kembali meraba tools yang ada di program tersebut dan mengasah imajinasiku kembali. Kadang aku sering berpikir, dulu ketika SMP imajinasiku begitu banyak. Aku bisa merangkai banyak kata sehingga bisa tercipta sebuah novel dan merangkai banyak garis sehingga menjadi sebuah gambar apik yang tak terlalu buruk untuk dipandang. Tapi sekarang, aahh.. nampaknya memang sudah tak se-WOW dulu.
Tapi it's ok lah, menulis dan desain buatku sama. Sama-sama merangkai. Sama-sama butuh imajinasi, kreativitas, dan sama-sama butuh teknik dasar yang cukup agar bisa menjadi visualisasi yang (mendekati) sempurna.
Aku menyukai dua kegiatan itu. Meski itu bukan pekerjaan utamaku. Aku itu menyenangkan. Otak kanan dan otak kiri, semua bekerja. Dan aku bisa melupakan waktu ketika aku sudah benar-benar menjiwai peran itu. Tentu melupakan sesuatu yang memang seharusnya dilupakan juga, haha... pikiran orang yang suka menyelam sambil minum air.