iseng,
ku buka diari usangku
diari yang selalu ku update oleh berbagai curhatanku
sejak kumulai menjalani masaku sebagai seorang mahasiswi
di akhir semua curhatanku tentang cowok
selalu kutemui kalimat, "Ryan, kamu dimana?"
baru ku sadari ketika kubaca tulisan-tulisanku
bahwa aku selalu menunggunya
dan diam-diam selalu menagih janjinya untuk menemuiku
ketika ku lihat "waktu" tulisan itu dibuat
dan ku lihat kapan kali terakhir aku menulis
empat tahun sudah kulalui masa itu dalam sebuah penantian
dan hanya aku yang tahu
di malam ulang tahunku yang ke-21
aku sempat berdoa dan mengucap permohonan
agar Tuhan berkenan mempertemukan kami lagi
jika kami memang berjodoh
banyak orang datang dan pergi dari kehidupanku
dan di ulang tahunku itu
kutuliskan beberapa nama cowok
yang sedang dekat ataupun orang yang kusuka
tujuh orang kuketikan di sebuah aplikasi benama notepad di komputerku
jari-jariku mengetikan nama-nama itu lebih cepat daripada kerja otakku
sangat cepat
dan tertulis begitu saja
salah seorang temanku menyuruhku agar memilih
memilih satu nama dari ketujuh nama
hanya satu
dan harus fokus
kalian tahu siapa yang kupilih? Ryan
kurasa hanya nama itu yang terpikir olehku
sedangkan aku sendiri tak yakin apakah dia masih mengingatku atau tidak
dan temanku menyuruhku agar berdoa untuknya
satu minggu berlalu lepas dari hari ulang tahunku
nampaknya Tuhan mengabulkan permohonanku saat itu
aku mendapatkan sebuah nomor HP dari temanku
dan itu adalah nomor HP Ryan
bahagia, sangat bahagia
bisa dibilang Ryan adalah cinta pertamaku
orang yang tak pernah bisa kulupakan
meskipun aku terlambat menyadari hal itu
seperti itulah diariku bercerita
tentang aku dan semua kenanganku
dan ketika kusadari itu
aku hanya bisa menangis
menangis karna kebahagiaan yang pernah kurasakan
menangis karna harapanku yang teramat besar padanya
menangis karna penantianku yang panjang
dan menangis karna kini kusadari bahwa dia hanyalah mimpi bagiku
dia ada tapi tak ada
dia kusayangi dan menyayangiku
dari awal dia sudah tak nyata buatku
dan pada kenyataannya dia memang tak nyata buatku
seperti itulah diariku bercerita. . .
ku buka diari usangku
diari yang selalu ku update oleh berbagai curhatanku
sejak kumulai menjalani masaku sebagai seorang mahasiswi
di akhir semua curhatanku tentang cowok
selalu kutemui kalimat, "Ryan, kamu dimana?"
baru ku sadari ketika kubaca tulisan-tulisanku
bahwa aku selalu menunggunya
dan diam-diam selalu menagih janjinya untuk menemuiku
ketika ku lihat "waktu" tulisan itu dibuat
dan ku lihat kapan kali terakhir aku menulis
empat tahun sudah kulalui masa itu dalam sebuah penantian
dan hanya aku yang tahu
di malam ulang tahunku yang ke-21
aku sempat berdoa dan mengucap permohonan
agar Tuhan berkenan mempertemukan kami lagi
jika kami memang berjodoh
banyak orang datang dan pergi dari kehidupanku
dan di ulang tahunku itu
kutuliskan beberapa nama cowok
yang sedang dekat ataupun orang yang kusuka
tujuh orang kuketikan di sebuah aplikasi benama notepad di komputerku
jari-jariku mengetikan nama-nama itu lebih cepat daripada kerja otakku
sangat cepat
dan tertulis begitu saja
salah seorang temanku menyuruhku agar memilih
memilih satu nama dari ketujuh nama
hanya satu
dan harus fokus
kalian tahu siapa yang kupilih? Ryan
kurasa hanya nama itu yang terpikir olehku
sedangkan aku sendiri tak yakin apakah dia masih mengingatku atau tidak
dan temanku menyuruhku agar berdoa untuknya
satu minggu berlalu lepas dari hari ulang tahunku
nampaknya Tuhan mengabulkan permohonanku saat itu
aku mendapatkan sebuah nomor HP dari temanku
dan itu adalah nomor HP Ryan
bahagia, sangat bahagia
bisa dibilang Ryan adalah cinta pertamaku
orang yang tak pernah bisa kulupakan
meskipun aku terlambat menyadari hal itu
seperti itulah diariku bercerita
tentang aku dan semua kenanganku
dan ketika kusadari itu
aku hanya bisa menangis
menangis karna kebahagiaan yang pernah kurasakan
menangis karna harapanku yang teramat besar padanya
menangis karna penantianku yang panjang
dan menangis karna kini kusadari bahwa dia hanyalah mimpi bagiku
dia ada tapi tak ada
dia kusayangi dan menyayangiku
dari awal dia sudah tak nyata buatku
dan pada kenyataannya dia memang tak nyata buatku
seperti itulah diariku bercerita. . .
yuk, bercuap :)