I Love You But I Love MySelf More

Well, okay, ini tulisan tentang pacarku,, emm.. maybe sudah mantan. Ah aku juga tak tau apa statusku dengannya sejak pertama kali mengenalnya. Tak ada kesepakatan.

Pernah aku mengatakan padanya, "jika ingin mencari yang lain, carilah orang yang tidak kukenal, jangan temanku". Oke, aku rasa kalimat itu sudah sangat cukup jelas.

Aku tidak ingin percaya siapapun, ini sudah pernah kukatakan ditulisanku sebelumnya. Apa yang kulihat dan kurasakan, itulah yang kupercaya. Prinsip ini, apakah termasuk salah satu tanda meng"aku"kan aku? Kurasa tidak, salah, seharusnya tidak.

Banyak rangkaian kata terdengar di telingaku setiap hari, dari si A, si B, si C, dan sebagainya. Terlebih lagi setelah aku cuti 9 hari kemarin. Oke, telingaku panas, hatiku menciut, itu pasti. But, stay calm and no action. Aku hanya mendengarkan. Sampai seorang sahabatnya memberiku beberapa saran dan masukkan. Memberiku beberapa pandangan, yang sebenarnya itu memang sudah ada dipikiranku, dan dia sangat berjasa untuk menguatkan pikiran itu.

Semalam temanku mengatakan sesuatu tentang dia, sesuatu yang mungkin aku (tidak) menyukainya. Sudah kubilang, tolong jangan temanku. Aku memang sempat berpikir bahwa mereka mempunyai hubungan yang lebih. Tapi aku mencoba untuk tetap netral pada keadaan. Karna aku tak tau apakah pikiranku benar atau itu hanya perasaanku saja.

"Who am I?" Akhirnya pertanyaan itu muncul dipikiranku. Siapa aku baginya? Ahh,, shit with that question. Sebenarnya pertanyaan ini sangat ambigu. Buatku pertanyaan ini mengandung dua arti, apakah aku mulai menyayanginya? atau sukaku padanya (memang) tidak tulus?

Pertanyaan itu sedikit mengena bagiku, dan aku teringat pertanyaan sahabatnya, "kamu cinta sama dia kan?". Oke, aku mulai berpikir. Akhir-akhir ini aku sering memikirkannya, sering merasa sedih ketika tahu bahwa dia punya wanita lain di hidupnya. Aku sedih dan ini menyakitiku. Aku sadar, inilah fase dimana aku mulai menyayanginya.

Semalam, tanpa sengaja setelah temanku mengatakan sesuatu tentang dia, aku punya alasan untuk memulai keributan dengannya. Membuat sebuah alasan untuk menjauh dari hidupnya, tanpa dia harus tau seperti apa perasaanku yang sebenarnya. Yang dia cukup tau, adalah alasan awal kami memulai hubungan ini, just for fun, let it flow.

Cukup itu. Karna jika aku meneruskan hubungan ini, hanya aku yang akan selalu merasa sakit. Bodoh jika aku meneruskannya. Sudah jelas, susah payah aku membangun hatiku kembali dari keadaan mati rasa, aku tak ingin menghancurkannya lagi. Aku menyayangi diriku lebih dari siapapun. Jika tak ada orang yang benar-benar ingin melindunginya, aku sendirilah yang akan melindunginya, sampai saat tepat yang sudah dijanjikan oleh Tuhan datang padaku.

I choose my friend and I let go of my lover, I love you darl' but I love my self more,,
0 Responses

yuk, bercuap :)