Gundah

Kegundahan ini sudah bukan yang pertama kalinya, ini sudah berkali-kali kualami dalam empat tahun terakhir ini. Tentang rasa sedih yang bercampur aduk tak menentu. Rasa yang tak ingin kurasakan tetapi tiba-tiba hadir di waktu yang entah tepat atau tidak, tapi bagiku tak ada waktu yang tepat untuk bersedih, hanya saja rasa itu terkadang selalu hadir sesuka hati. Rasa suka dan sayang yang sulit sekali kurasakan dan tiba-tiba menjadi hampa, sepi, tak membekas sedikitpun rasa bahagia di hati. Menyukai orang yang (mungkin) tak menyukai kita itu memang tak menyenangkan sama sekali. Terlebih lagi jika orang itu dekat dengan wanita lain, apapun itu statusnya (selain keluarga). 

Dulu berbelanja bisa mengobati sedikit kegundahan dan kesepianku, tapi sekarang itu bahkan tak bergeming sedikitpun. Tak ada rasa lega seperti yang dulu kurasakan setiap melihat barang belanjaan berserakan di lantai kamar. Tak ada rasa bahagia, yang ada hanya kesepian yang makin menjadi. Aku tahu bahwa obatnya bukanlah belanja atau  menghabiskan uang, tapi aku selalu menafikkan diri bahwa aku bisa menjalaninya sendiri, aku sudah biasa. Dan itu hanya salah satu cara untuk mengatasinya. 

Kesepian adalah hal yang wajar buatku. Iya, bahkan kesepian menjadi wajar bagiku. Obat yang kuinginkan mungkin sama sekali tak pernah terbesit sedikitpun aku dipikirannya. Mungkin sekarang aku benar-benar menyukai orang ini, tapi aku hanya bisa menahan diri agar aku tak terjebak oleh permainanku sendiri. Agar aku bisa menjaga hatiku yang sebenarnya sangat rapuh jika kalian semua tahu. Di luar aku terlihat seperti seorang wanita yang kuat, tetapi sebenarnya aku juga sama seperti wanita lain yang bisa menangis ketika merasa sedih dan kesepian.

Kamu tak akan pernah tahu bahwa aku membutuhkanmu di sisiku, kamu tak akan pernah mengerti bagaimana aku bisa menyukaimu karna aku juga tak tahu bagaimana aku bisa menyukaimu, diantara semua yang mendekat hanya kamu yang kusuka, dan kamu tak akan pernah menyadarinya, karna setiap apa yang kukatakan padamu (mungkin) hanya kau anggap sebatas lelucon. Rinduku padamu juga hanya kau anggap sebatas rindu pada seorang teman. Aku tahu. Karna aku memang hanya seorang teman yang baru kau kenal.

Mungkin benar-benar sudah menjadi sugesti bagiku bahwa ketika aku menyukai seseorang, maka orang itu akan pergi, orang itu akan menjauh. Saat ini hal itu terjadi lagi. Mungkin karna salahku juga dia pergi. Sudah berapa bulan aku mengenalnya? Sembilan bulan aku mengenalnya, maka sembilan bulan pula aku akan bisa melupakannya dan bersikap biasa lagi dengannya. Bersikap bahwa kami benar-benar hanya berteman. Tidak lebih. Meski lebihnya ini hanya aku sendiri yang menganggapnya. Ya, aku sangat tahu seperti apa diriku dan hatiku. 

Hari ini aku bertemu dengannya. Aku hanya bisa diam dan menundukkan pandanganku. Aku tak ingin melihatnya, aku tak ingin berbicara, karna itu hanya akan membuatku semakin sakit karna menyukainya. Ya, sesuatu yang sudah menyakitkan aku tak mau melanjutkannya. Aku ingin berhenti, berhenti menyukainya. Aku akan berhenti menyukainya. Tentu aku bisa, ini bukan pertama kalinya aku mengalaminya. Seharusnya aku sudah terlatih dengan perasaan yang seperti ini, meski aku sangat tahu bahwa ini bukan sesuatu yang mudah.       

Aku hanya tahu, apapun yang terjadi padaku, aku tak boleh marah dan bersedih, karna itu adalah hal yang sudah tertakdirkan untukku. Aku tahu bersedih hanya akan membuang waktuku. Tapi, tak bolehkah aku bersedih? Tak bolehkah aku menangis? Ini hanya sesaat. Jadi, biarkan aku bersedih untuk sesaat dan meleburkan apa yang kurasa. Setelah itu akan kumulai dari awal lagi. Aku bisa. 
0 Responses

yuk, bercuap :)