[nyatanya] September [tidak] Ceria

Katanya September ceria, ternyata tidak seceria apa yang dikatakan orang-orang. Masih ingat dengan kesialanku dan kebodohanku seminggu lalu selama 2 minggu berturut-turut? Mmm.. nampaknya belum pernah kuceritakan disini. Oke, aku tuliskan saja mulai dari A-Z. 

1. Kesialanku yang pertama adalah dapat jadwal onduty jam 5AM selama 8 hari berturut-turut dan dihari terakhir kerja sebelum cuti dapat jadwal jam 7PM.
2. Sick seminggu panas dingin nggak jelas, minum obat malah jadi nggak bisa tidur, akhirnya setelah "kerokan" badan lebih enak, tapi tetap panas dingin nggak jelas.
3. Dapat panggilan interview di Jakarta tanggal 19 September, tanggal 15 pesen tiket kereta bisnis dengan harga 270K, tanggal 17 baru sadar kalau tanggal tiket salah, harusnya pesen tanggal 18 sore tapi malah pesen buat tgl 19 sore. Akhirnya langsung ke stasiun dan change tanggal berangkat, kena charge 45K.
4. Tanggal 18 sore jam 17.40 kereta berangkat. Ketiduran, temen jemput jam 16.50, dan baru keluar kost jam 17.05. Sialnya macet dimana-mana dan nyampe stasiun kereta baru aja berangkat 4 menit lalu. Tiket hangus. Akhirnya cari tiket kereta selanjutnya, dapat tiket dengan harga 225K dan setelah dicek ternyata kereta ekonomi.
5. Dapat teman duduk di kereta yang nggak sopan, bapak-bapak tidurnya nggak sopan (nggak liat ya di depannya cewek), hampir aja ketendang kakinya pas aku tidur gara-gara kakinya disandarin di kaca kereta dan melorot.
6. Kereta harusnya sampai di Pasar Senen jam 02.17, tetapi baru sampai di Pasar Senen jam 4.30. Damn!
7. Temenku yang aku tumpangin kostnya, udah bilang "kunci kost jangan lupa dibawa vit", dan kunci ditaruh di meja kemudian dia berangkat kantor duluan. Aku berangkat dan aku lupa bawa kunci kost. Pada akhirnya aku nggak bisa masuk ke kost karena ibu+bapak kost pergi dan kost dikunci rapet banget. Dua kali aku balik ke kost dan belum ada yang pulang. Akhirnya baru bisa ambil barang-barangku malem habis maghrib.
8. Keesokan harinya, berangkat ke bandara sama kakakku, mungkin karna kita terlalu nyantai, makan-makan dulu di bandara, akhirnya aku denger "panggilan terakhir" untuk pesawatku dan aku harus lari buat ngejar bus-nya. Nyaris ketinggalan pesawat.
9. Sampai di Jogja, di kost, mood yang awalnya sudah membaik, tiba-tiba jadi suram lagi.
10. Masuk kamar, bau kamar sudah nggak enak. Curiga, buka kulkas ternyata lampu kulkas mati. Damn! Ternyata kabel yang kucabut bukan kabel PC dan kawan-kawannya, tapi kabel colokan kulkas. Akhirnya kubersihkan semua isi kulkasku.
11. Online dan cek pengumuman CPNS, entah bagaimana aku bisa buka pengumuman yang aku cari seminggu lalu yang nggak kutemukan, pengumuman jadwal dll seleksi CPNS. Lamaran yang harusnya kubawa sendiri ke kantor, aku kirimkan via POS dan lamaran ditolak, sehari kemudian ibukku telp dan bilang bahwa lamaran CPNS ku sudah dikembalikan ke rumah.
12. Belum selesai sampai disana, niatnya makan malam dengan temenku di Terminal Concat. Entah kenapa aku bisa jatuh dari motor pas mau parkir. Jatuhnya ke kiri tapi sakitnya di bagian kanan, begitu juga temenku.

Oke, that's all and I hope that's enough for me. Itu bener-bener kebodohan yang bikin aku muak. Anehnya saat semua itu terjadi, aku nggak ngrasain apapun, flat, marahpun tidak, semua terasa biasa dan aku merasa maklum, entah apa yang kumaklumi. Semua orang  marah dan gregretan sama tingkahku dan aku merasa just so so, you know? Seperti tak terjadi apapun dan aku tampak seperti orang linglung.

Ada sebuah jawaban yang aku temukan setelah dinner bareng temenku semalam. Tentang kebodohanku selama dua minggu itu. 


1. Aku sudah teramat bosan dan jenuh dengan rutinutasku di kantor.
2. Mati rasa yang kurasakan lagi, meski aku dekat dengan seseorang, tetapi itu sama sekali tak mengobati mati rasaku. Hati dan hidupku terasa hambar lagi.
3. Seseorang mengatakan padaku ketika aku berada di kereta saat perjalanan menuju Jakarta, "hidupmu sudah lengkap, ada keluarga, teman, sahabat yang sayang sama kamu, kurang apa lagi? jangan merasa kesepian lagi". Saat itu aku menjawab, "kurang kamu, hidupku belum sempurna sebelum ada kamu". Air mataku menetes saat menjawabnya,  tak kupedulikan orang-orang di sekitarku. Itu jawaban spontan, "kamu" yang kumaksud entah "kamu" orang yang sedang chat denganku, atau "kamu" orang lain yang tak kutahu siapa. Ketika kalian merasa bahwa hidupku sudah sempurna, aku merasa tidak. Di "kesempurnaan" hidupku, aku merasa kesepian. Kesepian yang tak kutahu sebabnya. 
4. Kesepian yang tak ku tahu sebabnya itu mungkin sudah terjawab semalam, kesepian itu ada karna aku butuh seseorang yang bisa menjagaku, menopangku, memberiku semangat, orang yang bisa membuatku bertahan untuk tetap berada disini, ditempat yang sama dengan orang itu, berjuang bersama, dan orang yang bisa membuatku menjadi diri sendiri untuk menikmati hidup ini.
2 Responses
  1. tiduronline Says:

    wkwkwkwkwkwkwkwkwk
    banyak2 cukuran rambut klo gitu.. mungkin kepalamu terlalu berat.. =))


  2. hahaha... asem. apa hubungannya sama cukuran rambut coba??? rambut gue tanpa dicukur aja udah rontok sendiri >_<


yuk, bercuap :)