Akhir Novemberku

Minggu dini hari, saat itu masih memasuki November. Udara pagi itu begitu dingin, entah, mungkin karna sebelumnya hujan sempat turun. Musim hujan ini membuat Jakarta cukup syahdu dan dingin. Kumatikan kipas angin yang tak pernah beristirahat dan kubalutkan selembar kain di atas tubuhku. Bukan selimut, hanya kain tipis yang kupunya saat itu. Setidaknya itu bisa menghangatkan badan dan kakiku yang kedinginan.

Mungkin ketika itu waktu menunjukkan pukul 03.24, tiba-tiba aku terbangun. Kudapati air mata mengalir di pipiku, mencoba mengingat kembali apa yang sudah kualami, di alam mimpiku. Seorang lelaki yang (pernah) kusuka, di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi bangku dan meja, seperti ruang kelas. Aku memintanya untuk duduk di sampingku, dan kami mengobrol seperti biasa. Entah bagaimana ceritanya aku keluar kelas dan ketika aku kembali dia sudah tak duduk di samping bangkuku. Aku melihatnya duduk di bangkunya, bangkunya yang cukup berjarak dengan posisiku. Dan aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Di kelas itu, sang ketua mengadakan game, entah game apa. Dimana game tersebut mengharuskan pemainnya untuk berpasangan. Lelaki itulah yang ditunjuk oleh sang ketua dan menunjukku sebagai pasangannya atas rekomendasi dari penghuni kelas. Aku terdiam, dan aku menolak. Saat itu banyak sobekan kertas terinjak oleh kakiku. Satu kertas yang masih bisa terbaca, I'll be there, begitu tulisannya. Aku tak tahu kertas apa itu, yang jelas semua tulisan di kertas-kertas itu akulah yang menulisnya. Dan sesuatu yang tak ku tahu sebabnya, aku merobeknya menjadi beberapa bagian dan membuangnya di tempat sampah. Aku melihat kertas yang masih utuh itu terinjak oleh kakiku, kemudian pandanganku beralih lagi pada lelaki itu. Dia juga menatapku dengan pandangan tak biasa. Wajahnya menyiratkan luka, dan aku tak berani menatapnya kembali. Aku terbangun dari tidurku dan mendapati aku sudah menitikan air mata. Hingga adzan subuh pun berkumandang.

Dalam diam, hanya doa yang bisa kuberikan padamu. Semoga kamu selalu sehat dan bahagia di sana. Mimpi itu mungkin karna aku rindu, iya, aku rindu.
0 Responses

yuk, bercuap :)