Selamat Datang untuk Hidupku yang Baru

Rasanya minggu kemarin menjadi hari bersejarah bagiku. Yah, bagiku pribadi itu menjadi hari yang sangat sangat sangat bersejarah. Betapa tidak, pada Musyawarah Besar (Mubes) 2009/2010 yang dilaksanakan tanggal 26-27 Desember 2009 kemarin di Wisma Youth Center 2, aku terpilih menjadi Pimpinan Umum (PU) LPM Journal periode 2009/2010. Hmm... sesuatu yang membanggakan bagiku. Aku bener2 gak nyangka bakal kepilih. Sesuatu yang sangat gak kuduga. Temen-temenku masih mempercayaiku untuk tetap tinggal di LPM Journal. Bahkan memilihku menjadi PU mereka. Padahal sebelum ini aku sempat vakum selama beberapa bulan karna suatu hal. Aku bener-bener gak nyangka.

Saat dicalonkan aku bener-bener blank ketika ditanya visi dan misi ke depan. Gak da ide. Satu yang kupikirkan. Aku ingin membuat sebuah perubahan untuk LPM ini. Entah itu perubahan dimananya. Aku juga bingung. Hehehehe.... yang jelas aku ingin membenahi sistem kerja internal dulu. Di luar kami terlihat bagus, tapi di dalam ada sedikit yang berantakan.

Dan sekarang jabatan ini membuatku bingung. Hahhhh.... yang kupikirkan sekarang, apa yang ingin kulakukan di LPM.....????? Membuat struktur kepengurusanku dan proker. Setelah itu banyak sekali yang harus kulakukan. Agrhgggg......rasanya ingin melupakannya sejenak untuk mengistirahatkan pikiranku. Owhhggg....ternyata begini tow rasanya terpilih menduduki kursi penting di sebuah organisasi.

Tapi apapun itu, pasti akan kuhadapi. Akan kujalani. Semuanya pasti ada baik buruknya. Dan aku pasti bisa melakukannya. Melakukan yang terbaik untuk LPM Journal dan semuanya.

Read More..

Perjalanan yang "Menyenangkan"

Perjalanan yang cukup melelahkan untuk hari ini. Yeah... betapa tidak. Baturraden (Purwokerto), tujuan kami berlibur bulan ini ternyata gak semanis yang diharapkan. Bukan Baturradennya yang bermasalah, tapi cuaca yang bener2 gak mendukung perjalanan kami. Hujan. Bisa dibayangkan saat berlibur tapi hujan nyerobot turun dengan lenggangnya. Owh... menjadi perjalanan yang (mungkin) sia-sia. Mmmhhmm... mungkin juga tidak. Tapi kami (para lelaki) sempat menikmati sholat jum'at di sana. hahh..... ke Baturraden cuma buat numpang sholat jum'at......???? gokil kali yea...??!!

Tapi bukan cuma numpang sholat jum'at doank kog... kami juga sempat numpang makan di depan pintu masuk curuk 7. Owh,,, lagi-lagi "cuma numpang" di "depan" pintu masuk curuk 7. hyyyaaaa.... bayar tiker per orangnya 15.000 cuma buat numpang makan di DEPAN pintu masuk doank...!!! so gokil...!!

Hufffttt... mau gimana lagi, hujan. Kabut tebel banget. Masih untung dapet tempat buat makan yang teduh alias terhidar dari air-air yang jatuh dari atep bumi ne. Yeah... numpang di tempat istirahat petugas. Owh.... no...!!! Lagi-lagi numpang. Yeah... whatever lah... yang penting selamet... mesti bersyukur neh...

jadi pelajaran buat kami semua, lain kali kalo mau jalan-jalan, jangan pas mendung alias kira-kira mau ujan. Gak jadi liburan deh. Yahhh,,, dibela-belain pulang cuma buat kehujanan. Tapi gak apa lah, apa sih yang gak buat keluarga... hmm... yeah...(mungkin) bener seperti itu. ^^

Read More..

Hari yang Melelahkan

Aih.... hari ini.... bikin suntuk aja ney hari...
Semalem dah belajar mpe pagi... (paginya jam 1 doank c...), pagi-pagi dandan rapi buat ujian. Eh....ternyata, temenku salah kasih info ke gw... Dia bilang ujiannya jam 09.30, ternyata jam 08.30.. aghhh.... asem.... q dah ketinggalan setengah jam dan itu dah gak bisa masuk kelas...
hikz... salahq juga c gak punya jadwal ujian... -__-
Siangnya lagi mau tidur, ada tragedi yang cukup menjengkelkan buatku...
haihhh... ujung2nya marah deh ma tu orang,,
sebenernya gak marah c... aku kesel,,,,
Aku ngomong apa, dia janji apa, tapi tetep aja dilakuin...
huff...gak da yang salah di sini... gw juga gak mau nyari2 kesalahan orang, cz mungkin aku juga bersalah disitu. Aku cuma pengen kita berdua instropeksi diri dan belajar tuk jadi lebih baik...itu aja.
Tapi ternyata sulit...
Haaahhhh....menjengkelkan....!!!!

Read More..

Info Lowongan Kerja Jogja

info lowongan kerja bisa lihat di sini : http://jogjapromo.com/category/lowongan-kerja/
Semoga bermanfaat... ^^
Read More..

Jangan Pernah Menyakiti Diri Sendiri

Setiap orang pasti pernah merasakan takut kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat disayanginya, sehingga ia akan melakukan apapun untuk tetap mempertahankannya. Kebanyakkan orang yang tak kuat untuk menahan perasaan itu justru akan menyakiti dirinya sendiri. Padahal hal itu sangat konyol jika dilakukan. Untuk apa menyakiti diri sendiri? Padahal dari apa yang ia lakukan itu tidak akan berbuah apapun. Justru itu akan berimbas pada kondisi fisiknya. Pikiran sudah ruwet, ditambah lagi dengan kekonyolan yang ia lakukan malah akan memperparah keadaan.

Orang yang sudah tidak bisa berpikir jernih, jarang akan mendapatkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Ia akan selalu menemui jalan buntu dalam setiap masalahnya. Dan ketika itu terjadi, ia akan menyerah dengan beragam wajah sedih dan kecewanya. Putus asa, mungkin itulah istilah yang tepat untuk menggambarkannya. Dan aku pernah mengalaminya.

Beberapa bulan yang lalu, aku sempat merasakan apa itu sayang dan seperti apa itu cinta, sebelum semua itu membuatku kecewa dan berubah menjadi keputusasaan. Ya, ketika aku mempunyai seorang pacar yang pada awalnya aku biasa saja dalam menyikapinya, dan sampai pada akhirnya aku benar-benar sayang dan cinta pada orang itu. Namun, hubungan kami yang tadinya begitu lengket mulai agak merenggang karena suatu hal. Yang kurasakan mungkin karena aku terlalu over terhadapnya, sehingga dia (mungkin) agak risih padaku. Dan rasa takut kehilangannya pun mulai muncul secara perlahan hingga akhirnya meluap dan terlalu berlebihan. Suatu hal membuatku kecewa padanya dan merasa putus asa untuk mempertahankannya. Aku tak ingin menyerah, tapi rasanya semua itu sudah tak mungkin kuraih lagi. Aku jadi sering begadang tiap malam, dan yang terbesit dipikiranku hanya dia. Tak ada yang lain. Memikirkan seakan-akan dunia ini akan runtuh jika aku kehilangannya. Sampai pada akhirnya, obat tidur pun masuk ke dalam perutku untuk mengistirahatkan badanku. Aku sempat berpikir, mungkin dengan aku sakit dia tidak akan pergi dariku. Karena pada saat itu aku memang mempunyai riwayat maag dan dia selalu ada disaat penyakit itu kambuh.

Aku mulai jarang makan, sebenarnya bukan karena aku ingin menyakiti diriku sendiri, tapi karena memang aku sama sekali tidak ada nafsu makan. Hampir setiap hari aku mengkonsumsi obat maag untuk sedikit meredakan rasa sakit di lambungku. Dan aku juga menambah kegiatanku di kampus, sebenarnya tidak menambah, hanya menempatkan diri di posisi yang cukup penting di beberapa kegiatanku. Sengaja. Untuk melupakan apa yang sedang kurasakan. Sampai pada akhirnya semua rasa sakit dan beban pikiran yang kurasakan memuncak dan sepertinya rumah sakit menjadi alternatif paling bijak untuk menampung semua rasa sakitku. Tentu saja, karena semua orang mengira bahwa fisikku yang sedang terancam dengan diagnosa dari dokter yang katanya sudah positif, aku kena tipus. Seminggu aku merasakan udara rumah sakit di tanah kelahiranku. Dan aku memaksa kedua orang tuaku untuk secepatnya kembali ke tanah perantauan karna memang pada saat itu ujian tengah semester sudah menantiku dengan sabar.

Sebenarnya saat keluar dari rumah sakit aku sudah berjanji pada diriku untuk menjaga badan ini. Itu sudah kulakukan. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Masalah yang hampir sudah kulupakan itu kembali muncul dengan bangganya. Sekali lagi hatiku serasa tersayat benda tajam. Dan itu terasa sangat sakit sekali. Semangat yang telah susah payah kubanggun kembali, runtuh seketika. Rasa tak ingin kehilangan itu muncul kembali. Tak ada yang salah di sini dan aku juga tak ingin menyalahkan siapapun. Hanya aku saja yang mungkin terlalu keras dan selalu mencoba untuk bermain api lagi. Padahal aku tahu, semua yang kulakukan dan semua kemauanku tak akan pernah lagi jadi kemauannya. Ditambah lagi dengan semua masalah pada rutinitasku, pikiranku semakin menjadi ruwet.

Tepat sebulan aku keluar dari rumah sakit, dan ternyata saat itu pula aku harus kembali menghirup udara rumah sakit dengan penyakit yang sama, namun beda level (bahasa kerennya sih gitu). Levelnya sudah tinggi, bukan lagi tipus biasa, ini luar biasa, sudah menjadi kronis (katanya....). Tapi diagnosa selanjutnya mengatakan bahwa sudah bukan tipus lagi yang kuderita, tapi infeksi usus dan ada virus yang menyerang syarafku.
Keluar dari rumah sakit, aku menjalani terapi untuk pemulihan usus dan syarafku, serta mulai mengkonsumsi obat-obatan alami, aku sudah tak ingin merasakan obat-obatan kimia itu lagi. Lambungku menolak dan serasa ingin muntah saat obatan-obatan itu masuk ke sana. Makanan yang kukonsumsi pun hanya bubur, itupun bubur yang sangat lembut dan berair.

Setelah sembuh, aku benar-benar merasakan betapa nikmat dan berharganya sebuah kesehatan bagi diri sendiri. Aku tak ingin merasakannya lagi. Saat itu juga aku mulai membuang pikiranku untuk menyakiti diri sendiri. Karna itu justu akan benar-benar membuat diriku sakit, dan tentu saja itu akan membuat orang lain susah. Aku sadar aku sudah merepotkan banyak orang.

Kembali ke tanah rantau, kubuang semua obatan-obatan yang ada di kotak obatku bersamaan dengan kubuangnya semua rasa takut kehilangan itu. Ku-refresh pikiranku dengan pemikiran baru yang (mungkin) lebih dewasa dan bijaksana. Kumulai dengan lembaran cerita yang baru.

Dari semua yang sudah kualami, aku mulai merubah cara pandang dan cara pikirku terhadap semua masalah. Entah itu masalah pada diriku sendiri ataupun masalah yang menyangkut diriku dengan orang lain, termasuk masalah cinta, keluarga, sahabat, dan pekerjaan. Dari itu juga, aku selalu mencoba untuk tenang dan sabar dalam menyikapi masalah yang ada. Karna tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan emosi. Emosi yang berlebihan sempat membuatku terkurung selama berhari-hari di rumah sakit. Dan aku tak mau mengulang lagi untuk yang ketiga kalinya.

Di saat kita menginginkan suatu hal, luruskan niat. Jangan takut untuk terjatuh. Karna setiap yang kita lakukan pasti ada konsekuensinya. Hidup ini penuh dengan pilihan. Jangan ragu untuk mengambil keputusan. Percayalah pada kata hati kita. Jangan risaukan omongan orang lain. Pikirkan, tanya pada hati kita masing-masing, lalu ambil kesimpulan. Kesimpulan itulah yang akan menjadi keputusan akhir kita. Keputusan sendiri adalah jalan terbaik untuk kita terus maju. Jangan lupa berdoa kepada Tuhan untuk menjadikan keputusanmu sebagai keputusanNya pula. Karna setiap keputusanNya adalah keputusanmu dan belum tentu keputusanmu akan menjadi keputusanNya.

Dan ketika kita terjatuh, jangan pernah berpikiran untuk menyakiti diri sendiri. Menyakiti diri sendiri bukanlah sebuah keputusan bijak ketika kita mulai putus asa. Masih banyak hal yang bisa dilakukan selama masih ada keyakinan sendiri untuk maju dan mendapatkan apa yang kita mau. Ada yang pernah berbagi ilmu padaku bahwa orang sakit, 20% disembuhkan oleh obat, selebihnya sembuh karna ia mau sembuh, karna ia yakin bahwa ia pasti sembuh. Bukan karna ada orang lain yang menyembuhkan atau mengabulkan, tapi karna keyakinannya sendiri bahwa ia bisa bangkit dan terus berusaha untuk mendapatkan semua keinginannya. Orang lain hanya membantu, tak lebih dari itu.

Jadi, mulailah belajar untuk selalu bersikap tenang dan tidak perlu terlalu berlebihan dalam menyikapi persoalan hidup. Semua pasti ada jalan keluarnya. Ketika ingin berbagi, berbagilah. Banyak orang di sekitar kita, banyak orang yang akan membantu mewujudkan keinginan kita. Aku ataupun kamu tidaklah sendiri. [v_elz]

Read More..