Ceritaku di Awal Februari

Yap, ini cerita perjalananku mengiringi wisuda ayahku tercinta. Seperti yang semua orang tahu *gak semua kaleee*, oke, sebagian orang tahu, ayahku telah diwisuda 4 Februari lalu. Dan sekarang namanya pun menjadi, Bambang Subandriyo, M.Pd. Yap, apalagi kalo bukan Magister Managemen Pendidikan. Yeah, itu memang bidangnya.

Oke, perjalanan dimulai dari tanggal 3 Februari. Dimana aku hampir mabuk kendaraan, lagi, diperjalanan menuju Jogja. Sial. Itu berawal karna aku belum sarapan. Seperti biasa kepala jadi pusing karna lapar dan medan pertempuran *ciehh,,jalan bo'* yang berkelok-kelok tiada henti. Mungkin melihat wajahku yang pucat dari spion mobil, ayahku kemudian berhenti di sebuah rumah makan sebelum kami keluar dari wilayah "hutan".

Perjalanan pun dilanjutkan, kali ini udara kian memanas. Maklum hampir pukul 12.00 kami melewati kota yang beralaskan aspal itu, sebelum akhirnya ayahku menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan bergegas menuju masjid untuk melaksanakan Sholat Jum'at. Yah, aku tak lupa bahwa hari itu adalah Jum'at. Mesin mobil dimatikan dan AC pun mati, kuturunkan kaca mobil sebelum mesin mati agar sekiranya ada udara yang masuk ke dalam mobil yang mulai terasa panas. Karna di dalam mobil ada 5 orang wanita yang menunggu para lelaki melaksanakan sholat. Kupikir akan ada udara sejuk meski hanya sedikit yang masuk ke dalam ruang mobil, ternyata yang ada adalah udara panas yang membuatku begitu tak nyaman. 30 menit kucoba memejamkan mata dan memaksa diriku agar tidur di tengah panasnya Muntilan, tapi tak bisa. Hingga akhirnya ayahku dan seorang kawannya kembali dan menyalakan mesin mobil. Dingin kembali kurasakan di sana.

Satu jam berlalu dan akhirnya kami sampai di tempat tujuan, yaitu Sheraton Mustika Hotel, yang terletak di Jalan Adisutjipto. Udara tak terlalu panas saat itu. Kuambil handphone-ku dan kucari nama adikku di sana agar dia menjemputku untuk pergi dari tempat itu. Yah,, mau apa aku di sana, ayahku akan gladi bersih untuk wisudanya esok pagi.

Tidak sampai setengah jam aku menunggu adikku yang akan membawaku pergi dari tempat itu. Begitu adikku sampai, aku mengajaknya ke Beringharjo untuk mengambil pesanan batik sarimbit yang sudah kupesan dua minggu lalu. Setelah kudapatkan, kami kembali ke Jalan Solo mencari penginapan untuk orang tuaku dan kawannya. Awalnya ayahku mengajak kami menginap di Sheraton, tapi ah... buatku itu hanya buang-buang uang. Dan kudapatkan penginapan yang layak untuk kami huni semalam. Wisma Prambanan 2 dengan harga yang terjangkau sekali.

Usai gladi bersih, ayahku dan kawan-kawannya bergegas menuju RS Panti Rapih untuk menjenguk salah satu kawannya yang berbujur lemah di sana karna kecelakaannya 2 minggu silam. Kecelakaan tunggal yang membuatnya mengalami patah tulang lengan kanan dan tergoresnya hati oleh tulangnya yang remuk. Yah, setidaknya itu sepenggal dari cerita ayah kepadaku. Kasian sekali, padahal esok adalah wisuda pascasarjananya (kawan ayahku), dia juga salah satu kawan ayahku yang sangat baik padaku.

Sekitar pukul 17.30 waktu Jogja, kami keluar dari Panti Rapih dan berkeliling mencari sesuap nasi. Akhirnya kubelokkan mereka ke tempat makan andalanku, Laris. Hahaha, porsi mahasiswa banget :D

Sekitar pukul 19.00 lebih, kami sampai di penginapan dan mulai bersih-bersih badan yang tampak lecek. Tadinya aku ingin jalan-jalan keluar bernostalgila dengan Jogja, tapi hujan membuatku terdiam di bawah selimut sambil menonton TV. Dan hujan akhirnya reda, tapi pukul 22.00, rasanya sudah malas sekali keluar jam segitu. Akhirnya kuputuskan untuk tidur dan beristirahat.

Pukul 04.30 aku bangun untuk mematikan alarmku, hingga ayahku mengetuk pintu kamar pukul 05.00, aku dan ibuku pun terbangun. Mandi dan segera kutunaikan sholat Subuh. Kemudian berdandan sesukaku :D Kukenakan longdress batikku yang berwarna merah dan high heels putih kesayanganku. Usai sarapan roti bakar, telur rebus, dan meneguk segelas teh panas, kami bergegas menuju Sheraton. Kami hampir kehabisan tempat parkir di jam yang tergolong masih pagi itu. Tapi baiklah,, akhirnya kami mendapatkan tempat parkir yang tak jauh dari gedung.

Sampai di gedung, kami berfoto menggunakan jasa fotografer yang sedang mencari nafkah di sana. Yup 4 kali jepret, kami tinggalkan si fotografer dengan selembar nota yang diberikan pada kami untuk mengambil printout foto usai wisuda. Ini hasil jepretannya.
Di dalam gedung, saat prosesi wisuda, mataku terasa sangat berat, dan tak pernah kubayangkan sebelumnya, aku tertidur di pundak ibuku :D Dan inilah ulah ibuku saat aku tertidur.

Singkat cerita, usai sudah prosesi wisuda dan kini giliran acara santai yang diiringi oleh paduan suara STIE Widya Wiwaha. Dan benar-benar tak kusangka, kalian tahu lagu "Alamat Palsu"? Ya, kalian pasti tahu, lagu itu sedang nge-hits akhir-akhir ini. Lagu itu juga turut mereka nyanyikan di acara wisuda ini. Ini dia gambar paduan suara yang sedang nyanyi Alamat Palsu.

Well, cacing di perut sudah mulai bermain musik. Aku dan ibuku keluar ruangan begitu acara usai dan melahap nasi kotak yang disediakan panitia. Sate ayam, udang goreng tepung, dan daging sapi giling, itulah menu yang kami dapat. Dan kebetulan, di luar gedung sana hujan turun dengan derasnya. Intinya, nunut ngiyup.

Ini foto gw dan bokap gw :D

Tak berapa lama, hujan reda dan kami menuju mobil bersiap melanjutkan perjalanan. Dan tujuan kami adalah Purworejo. Yap, hari ini Pakdheku pindahan rumah dinas, eh salah, maksudku dia dipindahkan ke PLN Purworejo, awalnya dia manager PLN Kutoarjo, sekarang dia menjadi manager di PLN Purworejo dan mendapatkan rumah dinas di sana pula.

Kata orang, kebanyakan rumah dinas itu angker, tapi dua kali aku berkunjung ke rumah dinas pakdheku biasa aja, tak ada yang spesial di sana. Yang ada di sana banyak kabel listrik menjalar dimana-mana. hahahaha...

Setelah Maghrib, diadakan pengajian dan syukuran di sana. Hanya sebagian karyawan yang sedang lembur dan keluarga saja yang datang. Yapz, kudapatkan sepiring makanan alias tumpeng di sana. Tak usah berlama-lama, begitu kami selesai melahap makanan, kami pergi me
ninggalkan tempat itu karena hari sudah larut dan kami tak ingin kemalaman ketika sampai di rumah nanti.

Kami harus memutar jalan karna jalan yang biasa kami lewati ambrol. Itu di Kepil. Dan kami memutar melewati jalan Kaliabu-Silento. Jalannya sudah cukup parah, aku
masih teringat ketika pertama kali aku kuliah di Jogja dan selalu melewati jalan itu, jalan itu sudah diperbaiki dan sangat mulus. Tapi tak bertahan cukup lama. Sekarang jalan di sana sudah mulai hancur lagi karna banyak pengendara truk bermuatan kayu atau pasir yang turut menggunakannya. Jalan masuk menuju Kaliabu pun kini sudah ambles separuh dan cukup panjang *mungkin tinggal menunggu kehancurannya saja*. Astaugfirrullah... doanku. Ya, mau gimana lagi? Kalo pemerintah nggak cepat-cepat tanggap darurat. Kurasa cukup sudah jalan di Kepil ambrol gitu. Oke, perjalanan masih berlanjut, jalan berlubang pun masih banyak menanti di depan sana. Oke, mari kita hiraukan masalah itu, yang penting saat itu adalah jalan menjadi sangat ramai malam itu. Terang benderang. Mungkin salah satunya karna jalan Kepil ambrol.

Overall, kami sampai di rumah dengan selamat, sehat wal afiat. Dan tanpa basi basi, kami pun membenamkan diri di kasur empuk seperti biasa. Itulah akhir perjalanan kami di awal Februari.

Terakhir, aku ucapin selamat buat ayahku dan inilah high heels gw :D

0 Responses

yuk, bercuap :)