Jalanan Malioboro Yang Aneh

Kemarin untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku tak menginjakkan ban motorku di jalanan Malioboro. Macet, pasti. Mungkin itu tak akan pernah berubah sampai kapanpun. Bukan itu yang ku herankan, tapi di sepanjang jalan Malioboro ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Aku melihat ada dua patung orang berjubah hitam di pertigaan jalan Malioboro - Sarkem. Aku ngeri melihatnya. Mereka tampak seperti penyihir dalam dongeng. Kemudian aku juga melihat beberapa patung berbentuk manusia di sepanjang jalan Malioboro, ada pula patung Budha di sana. Begitu memasuki kawasan Benteng Vredenburg, banyak patung guci menghiasi taman di sana.

Aku hanya berpikir, apa yang sedang terjadi di kota ini? Apa maksud dari patung-patung itu? Bisa dimaklumi jika yang dipajang adalah patung orang berbusana khas Jogja, patung tukang becak dan becaknya, dan sebagainya. Tapi bukannya menonjolkan kebudayaan Jogja yang khas, malah seakan-akan pemerintah sedang bermain-main dengan "beberapa" agama dan kepercayaan yang ada. Ah, mungkin jika didatangkan seorang ahli suling dari India, dari dalam guci-guci itu akan muncul ular kobra yang menari-nari. *khayalan tingkat tinggi

Aku jadi nggak ngerti apa yang ada pikiran pemerintah dengan meletakkan patung-patung tersebut di sepanjang jalan Malioboro. Aku jadi merasa angker jika harus melewatinya malam-malam. Secara, dalam Al Qur'an tertulis dengan gamblang bahwa setan dan iblis itu sangat suka bersembunyi pada benda-benda 3 dimensi yang menyerupai makhluk hidup. Hadeeehhh,,, tak bisa kubayangkan jika aku harus melewati jalanan itu tengah malam jika sendirian.

Apalagi patung orang berjubah itu, tinggal ditambah celurit aja tuh, jadi deh patuh penyihir atau mungkin kalo dalam dogeng adalah dewa kematian. Tapi kayaknya aku tahu deh kenapa tak ada celurit di sana. Kayaknya celuritnya lagi dipinjem ma perampok-perampok yang lagi jadi "tren" di Jogja sekarang. Hadeeehhh... ada-ada aja.

Semakin lama semakin nggak jelas dunia ini, entah apa yang sedang dipikirkan pemerintah Jogja saat ini. Fiuuhhh. . .

Read More..

Duniaku Berputar 120 Derajat

Aku menulis lagi. Saat ini, lagi-lagi, aku baru akan tidur begitu menyelesaikan kewajibanku sebagai seorang muslimah. Sholat Subuh. Sebenarnya badanku capek banget kalo disuruh begitu terus setiap hari. Tapi apa daya mata tak bisa merem begitu memasuki dunia "kegelapan". Duniaku sudah berputar 120 derajat. Siang dan malam sudah terbalik buatku. Jam malamku kini menjadi jam 5 am. Waktu pagiku adalah jam 1 pm. Dan sarapanku selalu jam 3 pm, itu pun jika aku berminat mandi dan menelan sesuap nasi.

Hari-hariku dipenuhi dengan pikiran untuk menyelesaikan scriptshit, layout majalah, dan menulis. Tak mau kutinggalkan, FTV, yang selalu setia menghiburku dalam kebosananku. Aku menikmati semua itu, meski terkadang aku juga selalu bilang, "oh Tuhan,,, kembalikan hidupku seperti sedia kala."

Aku sudah tak terlalu memikirkan masalah yang melilit hati dan pikiranku itu, serta waktuku. Waktuku akan terbuang sia-sia jika aku melayani permainan sang pemain yang tak punya hati itu. Ah, biarkan dia bermain sesukanya. Aku yakin, perbuatannya, siapa pun itu, pasti akan dibalas oleh Yang Kuasa. Kupikir aku lah yang harus merayu Tuhanku untuk menghentikan perbuatannya dan membukakan tabir gaib itu.

Kurasa aku harus cepat tidur. Jika tidak mataku akan segera membengkak dan menghitam siang nanti. Selamat malam dunia nyata, selamat tinggal dunia maya, selamat datang dunia mimpi. . .

Read More..

Bingung Dalam Kebingungan

Beberapa hari ini aku memang merasa bingung pada suatu hal. Aku bingung pada apa yang sedang menimpaku dan teman-temanku. Aku juga bingung apa yang harus kulakukan untuk menghadapi masalah itu. Awalnya aku takut, namun semakin lama aku justru jengkel merasakannya, dan pada akhirnya aku hanya bisa tertawa tertahan ketika semua yang kupikirkan menjadi kenyataan. Aku jadi semakin yakin bahwa semua perkataan dan apa yang kita pikirkan itu adalah doa untuk diri kita sendiri dan juga orang lain. Dan kenyataannya sekarang adalah aku bingung, bingung apa yang sedang kubingungkan. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya, dan itulah yang kualami. Tak semua orang bisa mengerti seperti apa kebingunganku, atau mungkin justru hanya akulah yang mengerti apa yang sedang kubingungkan.

Namun akhirnya aku mendapatkan sebuah jawaban atas pertanyaanku tersebut, hmm... mungkin lebih tepatnya apa yang menjadi kebingunganku. Kemarin (26/6/11) aku dan temanku menemui Abi. Abi adalah dosen kami yang sedang membantu kami menghadapi masalah yang kami alami. Di sana kami mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang Islam. Kenapa Islam? Karna di sanalah kami bisa mendapatkan semua jawaban atas masalah kami. Mulai dari A-Z, pertanyaan kami pun terjawab. Yang kutanggap dari semua perkataan Abi dan Umi dari apa yang kubingungkan dan apa yang kualami adalah bahwa aku sedang mengalami ujian kenaikan tingkat keimananku. Bahwasanya hidup adalah pilihan. Jika kita memilih untuk maju, mungkin suatu saat kita akan menjadi gila. Jika memilih untuk mundur, itu artinya kita murtad. Dan apabila diam di tempat, itu juga beresiko, ilmu tak akan pernah kita dapatkan. Tinggal kita yang memilih, maju, mundur, atau diam di tempat.

Banyak jalan menuju rumah Abi, itu kami alami ketika kemarin hendak berkunjung ke sana. Dua jalan yang kami lewati di tutup karna sedang diadakan balap motor. Dan akhirnya kami pun melewati jalan ketiga yang harus memutar cukup jauh untuk mencapainya. Begitu pula jalan menuju taubat yang Allah berikan kepada umatnya. Banyak sekali jalan yang Dia berikan. Ada orang yang sejak kecil sudah diberikan akan nilai-nilai agama sehingga dengan sendirinya dia akan mengikuti jalan-Nya. Ada orang yang diberikan kebahagiaan sehingga ia bersyukur dan mengakui kebesaran Allah. Ada pula orang yang harus bermaksiat dulu sebelum dia menemukan jalan taubat-Nya. Tentu faktor lingkungan juga sangat menentukan jalan hidup seseorang. Namun, seperti apapun kita berkata bahwa diri kita tidak bisa melakukan sesuatu, jika Allah berkehendak maka semua itu akan terjadi. Karna Allah juga bisa dengan mudah membolak-balikan hati dan pikiran seseorang. Dia sangat pandai menuntun umat-Nya untuk menuju dan mengikuti jalan-Nya.

Jika dipikir-pikir, semua yang diberikan oleh Abi dan Umi bukanlah sebuah jawaban "iya dan tidak", tapi mereka menuntun kami dengan melogikakan semua pertanyaan kami agar kami dapat menemukan sendiri jawaban itu. Memaksa kami untuk berpikir, berpikir dan berpikir. Mereka tidak menyuruh kami untuk melakukan apa yang mereka lakukan, hanya menuntun kami untuk memilih jalan hidup yang telah terbuka lebar di depan kami. Itu yang kusuka dari mereka.

Terkadang kita memang membutuhkan sebuah jawaban "ya atau tidak", tapi untuk mendapatkan ilmu tentang jawaban "ya atau tidak" itu butuh sebuah proses. Di mana proses itu akan memahamkan kepada kita bagaimana jawaban "ya atau tidak" itu didapatkan dan yang paling penting kita tidak sekedar mengikuti jawaban yang sudah ada tersebut. Lebih mudahnya bahwa pengetahuan sangat mudah didapatkan, tapi ilmu hanya segelintir orang yang bisa mendapatkannya. Itulah yang membedakan antara pengetahuan dan ilmu.

Read More..

Saya Yang Berusaha, PLN Yang Menentukan

Saya menyatakan bahwa saya percaya:

"saya yang berusaha, PLN yang menentukan!!"

itu pengalaman saya ( - -")
Read More..

Kenyang Karna Cinta

Siapa bilang CINTA gak bisa bikin kenyang? hahaha. . . pernah gw ngalamin tu kejadian. Ngakak deh pokoknya. Kejadiannya tuh abiz lebaran 2010. Waktu itu gw baru balik ke Jogja abiz libur lebaran. Ceritanya nih, dulu ada cowok yang lagi gw taksir. Yah, maklum lah abiz libur lebaran lama gak ketemu ma dia. Dia temen gw and gw juga gak tw gimana perasaannya ma gw. Kayaknya sih gw cuma bertepuk sebelah tangan. Tapi ya tak apalah, gw nikmatin aja. Nah, berhubung waktu tu simcard M3 gw rusak, ya udah langsung aja gw ke galeri Indosat di daerah Kota Baru begitu nyampe di Jogja. Tadinya gw ragu, mau makan dulu ato mw ke galeri dulu. Soalnya cacing di perut gw juga udah pada keroncongan. Tapi feel gw bilang, gw mesti ke galeri dulu. Ya udah, cap cup gw ke galeri sendirian.

Nah, begitu kelar ni urusan, langsung gw ke warung makan sejuta umat di Jogja, mana lagi kalo bukan Jogchick. Hahaha. . . simple, cepet, kenyang! Itu pikir gw. Baru aja nyampe di parkiran, gw liat ada helm yang kayaknya dah familiar banget ma mata gw. Perasaan gw jadi aneh tuh. Tapi ya udah, gw cuekin aja tuh helm. Masuk deh gw ke dalam. Pandangan gw spontan terarah ke dua cowok yang lagi duduk sambil makan di salah satu meja deket jalan masuk-keluar. Hahaha... ketawa gw, ternyata temen-temen sekelas gw. Say hello deh gw ma mereka, batin gw, asiiikkkk ada temen makan nihh. Biz tu mereka bilang ma gw, "eh, ada si itu juga lho..." Kaget gw mereka bilang gitu. "truz mana orangnya?" tanya gw. "Lagi ke toilet kayaknya,"

Spontan deg-degan gw, tapi ya udahlah, gw laper. Akhirnya gw balik badan n bersiap jalan ke tempat mba2 yang jual. Eh, baru mau melangkah, kaki gw tau2 berenti gak bisa gerak. Gw liat ada orang yang dimaksud ma temen-temen gw. Sapa lagi kalo bukan cowok yang lagi gw taksir. Ketawa geli gw dalam hati, tapi keringet dingin juga yang keluar. Gw paksa mulut gw buat senyum n bilang "Haiii," ke dia.

Dia cuma senyum n tanya kabar gw, ya udah gw jawab baek-baek aja. Biz tu gw langsung pesen makanan n balik nemuin temen-temen gw. Niatnya gw mau makan bareng mereka. Gw duduk di depan cowok yang gw taksir, cz cuma di situ temat yang kosong kalo gw mw gabung ma mereka. Baru aja mau makan, dua temen gw dh selesai makan. Langsung mereka pergi cuci tangan. Tinggal kita berdua deh yang ada di situ.

"Kok gak makan?" tanya gw ke cowok yang gw taksir, soalnya gw gak ngliat ada bekas makanan di depannya. "Iya, lagi puasa." katanya. "Owh," itu doank gw jawab.

Makan deh gw pelan-pelan. Biz tu gw mikir, ni yang laen kog gak balik-balik sih? Emang cuci tangan tuh butuh berapa jam? Ternyata mereka gak langsung balik ke tempat semula. Mereka duduk di bangku belakang gw. Asem, batin gw.

Tadinya gw laper banget sebelum ketemu ni cowok, tapi habiz ketemu ni cowok, apalagi duduk di depannya cuma berdua, mana dia gak makan pula, perut gw mendadak kenyang. Sebenernya dalam hati gw ketawa geli, sumpah. Akhirnya gw gak habisin tu makanan gara-gara jantung gw yang gak mw diatur. Padahal dulu, mau makan di depan dia kek, di samping dia kek, gak ada pengaruhnya.

Sampai di kost'an gw online, cerita deh gw ma temen curhat gw. Ketawa ngakak dia denger cerita gw. Hadeeehh,, bener-bener deh, gak habiz pikir gw kalo gw bisa mati kutu gitu ketemu ma cowok yang gw taksir n itu pengalaman pertama gw kayak itu. Gak lagi-lagi deh,,, ternyata cinta bisa bikin perut gw kenyang! :))

Read More..

Waktu Mendewasakan Kita

malem ini Naff Zone, and tadi nemu ni lirik dari lagu single-nya Naff tahun berapa tuh ya, jadul pokoknya. Judulnya Jika, ni cuplikan lirik di reff-nya.
---------------------------------------
mengertilah
yang terbaik sudahlah jangan kau sesali
mengertilah
yang terbaik janganlah terus kau tangisi
mengertilah
yang terjadi sudahlah jangan kau sesali
mengertilah
yang terjadi janganlah terus kau tangisi
---------------------------------------
kesindir banget nih sebenernya,, hahaha. . . tapi jadi termotivasi juga akhirnya :D buat tetep semangat, karna hidup terus berjalan tanpa melihat status orang. Mau dia sedih kek, seneng, semuanya, yang jelas waktu terus berjalan untuk medewasakan kita. ^^ semangka!!
Read More..

Terendap Laraku

Malam ini aku ngrasa kangen ma Rian, kangen banget. Dan seperti biasa aku selalu dengerin lagu kesukaan kita, lagunya untukku. Aku pengen ketemu kamu sayang. Tapi apa daya, sekarang kita berada di dunia yang berbeda. Aku hanya bisa berdoa untukmu sekarang. Aku kangen, sayang. I do miss u. . .
Tapi saat ini aku lagi melo, ini ungkapan hatiku. .
------------------------------------------
Resah jiwaku menanti

Mengingat semua yg terlewati
Saat kau masih ada disisi
Mendekapku dalam hangatnya cintamu

Lambat sang waktu berganti
Endapkan laraku disini
Coba tuk lupakan bayangan dirimu
Yang selalu saja memaksa tuk merindumu

Sekian lama aku mencoba
Menepikan diriku diredupnya hatiku
Letih menahan perih yang kurasakan
Walau ku tahu ku masih mendambamu

Lihatlah aku disini
Melawan getirnya takdirku sendiri
Tanpamu
Aku lemah dan tiada berarti

by Naff
-----------------------------------------

Read More..

"Sabtu" Part II - Pilihan Cerita Cinta

Masih kelanjutan dari hari yang sama, Sabtu, 11 Juni 2011, usai bertualang di Ledok Sambi aku dan teman baikku melanjutkan perjalanan kami menuju GSP (Grha Saba Pramana) untuk sekedar menjadi suporter bagi tim robotik STMIK Amikom Yogyakarta dalam KRI (Kontes Robot Indonesia), tentu saja setelah membersihkan badan kami yang cukup bau keringat saat itu.

Dengan kostum seadanya dan "tak biasa", kami merambah tanah GSP dan mencoba menghubungi salah satu anggota tim robotik yang mau berbaik hati memasukkan kami ke dalam gedung kontes. Satu orang yang dapat kami hubungi namun tak bisa memasukkan kami ke dalam karena tak diperbolehkan oleh panitia (kagak ada tiket bro :D) dan juga karena dia sudah terlalu banyak memasukkan manusia-manusia Amikom tanpa tiket. Akhirnya kami pun duduk di depan gedung dan menghubungi teman dari teman baikku yang juga suporter tim robotik dari STMIK ASIA Malang. Tak lama bercengkrama, kami pun memutuskan untuk meninggalkan gedung itu dan menuju tujuan perjalanan kami di hari sabtu.

Tujuan berikutnya adalah Butik Viola yang terletak di pinggir Selokan Mataram. Butik bercat pink keungu-unguan itu menawarkan beragam baju, dress, sepatu, sandal, tas, dan aksesoris untuk wanita. Harganya yang cukup miring dengan model dan kualitas yang sama dengan butik-butik lainnya di Jogja, membuat kami tergiur untuk mengunjunginya. Meskipun tidak membeli salah satu dari barang-barang yang ditawarkan, namun itu cukup mengisi waktu luang kami di sabtu malam yang begitu cerah.

Usai melihat-lihat produk yang ditawarkan oleh Viola, kami lanjutkan perjalanan ini dan mendarat di rumah makan Laris, rumah makan langganan dengan menu bakaran yang bertempat di Nologaten, belakang Ambarukmo Plaza. Menu makan yang sedikit berbeda dari yang biasa kami santap tak begitu mengecewakan. Dan obrolan-obrolan "garing" yang penuh dengan kalimat "piye yo..." pun sedikit demi sedikit mulai memanas dan membuat lemas.

Dengan masalah yang berbeda-beda, namun tema yang sama. Adalah cinta yang menguras pikiran dan tenaga, dan juga waktu. Marah dan mengeluh, atau ikhlas dan biarkan mengalir seperti air. Dan kami pun mempunyai pilihan cerita tentang cinta: ditinggalkan untuk selama-lamanya oleh seseorang yang mencintai dan kita cintai untuk menghadap Sang Kholiq; hati yang digantungkan oleh orang yang kita cintai, ditarik ulur seakan-akan tak berarti apapun di matanya, namun tetap setia menunggu jawabannya; kebimbangan atas dua orang yang kita cintai dan mungkin juga mencintai kita, namun ragu dan takut untuk mengejarnya dan bimbang untuk memilih salah satu karena alasan-alasan tertentu; memutuskan kekasih yang disayang karena tak suka dikekang atau sang kekasih yang terlalu over protected sehingga dengan berat hati memutuskan hubungannya.

Satu kesimpulan yang kami dapat dari obrolan itu. Kapan ya kami bisa punya pacar idaman dan pergi berdua di sabtu malam? Atau setidaknya seseorang yang dengan tulus ikhlas menemani kita di saat senang ataupun sedih, berbagi cerita hidup dan saling mendukung satu sama lain, saling memberi semangat ketika jatuh, dan saling menemani hingga maut memisahkan. Suatu saat itu pasti. Dan akhirnya, kami berdua pun kembali ke rumah kost-kostan di daerah Condong Catur dan tidur dengan kegundahan hati masing-masing.

Inilah perjalanan dan ceritaku di sabtu malam yang ramai, namun terasa sepi di hati yang terdalam.

[backsound: D'Cinnamons - Selamanya Cinta]

Read More..

"Sabtu" Part I - Ledok Sambi Sang Penghibur

Hari apa yang paling spesial bagi kebanyakan masyakarat Indonesia diantara tujuh hari yang ada? Adalah Sabtu, dimana banyak orang yang mendewakan bahwa "sabtu malam" adalah hari kasih sayang bagi pasangan kekasih baik yang baru maupun yang sudah lama, bagi pasangan suami-istri, dan mungkin bagi pasangan kakek-nenek pula. Cukup bagus mendefinisikan hari sabtu malam sebagai hari kasih sayang bagi pasangan kekasih, namun bagiku hari sabtu tetaplah hari sabtu. Hari dimana semua orang di negeri tercinta ini dapat dengan bebas melakukan kegiatan diluar kegiatan rutinnya, entah untuk berkumpul bersama keluarga, berlibur, maupun untuk sekedar beristirahat melepaskan penat yang menumpuk setelah enam hari melakukan aktivitas rutinnya. Kenapa sabtu malam? Kupikir karena hari minggu adalah hari libur nasional bagi masyarakat negeri ini.

Sabtu, 11 Juni 2011, hari yang sangat melelahkan dan cukup menyenangkan meskipun masih saja ada bumbu-bumbu kesepian di hati yang paling dalam. Bermain (read. jalan) bersama salah seorang teman baik menjadi alternatif paling mujarab untuk mengusir kesepian di hari yang diagung-agungkan cukup banyak orang tersebut. Aku, yang sampai sekarang masih sendiri pun melakukan hal tersebut, karena berlibur bersama keluarga tak mungkin dilakukan untuk saat ini. Begitu pula dengan teman baikku.

Aku dan teman baikku memutuskan untuk membahagiakan diri kami dan sejenak melupakan beban hati masing-masing. Dan Flying Fox di Ledok Sambi-Kaliurang menjadi pilihan kami untuk melancarkan keinginan tersebut. Flying Fox sepanjang 200 meter di atas aliran lahar dingin Merapi cukup memacu adrenalin kami. Sungai yang terbentuk dari benturan-benturan material Merapi itu menjadi pemandangan Ledok Sambi saat ini. Hamparan pasir bercampur abu Merapi yang telah tergilas air, serta batu-batuan yang berukuran cukup besar kini menghiasi tempat rekreasi dan outbond yang dulunya nampak hijau dan asri. Namun sayangnya, kami tak membawa bekal kamera untuk mengabadikan moment ini.

Usai ber-flying fox ria, kami menjelajah area outbond di sana. Kami berjalan menuju lokasi outbond yang (saat ini) telah dipisahkan oleh material-material Merapi dan aliran sungai lahar dingin yang cukup deras. Menapaki material Merapi yang kini telah memadat dan jembatan bambu di atas aliran lahar dingin Merapi membuat tubuhku seakan masih ikut bergoyang begitu sampai di ujung jembatan. Beberapa tenda terpasang dengan megahnya di area itu. Juga bangunan berhias batu yang dulunya dijadikan penginapan bagi pengunjung kini telah disulap menjadi gudang penyimpanan kebutuhan rekreasi oleh pengelola.

Di perjalanan penjelajahan kami di area outbond, kami mendapati gemercik air yang keluar dari sebatang bambu yang ditancapkan dalam tanah di "perbukitan" itu. Aku yakin bahwa itu adalah air "tuk" atau mata air asli dari bukit itu. Karna kulihat air itu begitu jernih dan bening, mengalir dengan damainya dengan jalan yang telah terbentuk, dan mereka pun mengairi sawah-sawah di sekitarnya.

Tak cukup jauh dari tempat itu, kami bertemu dengan segerombolan anak lelaki usia 9-12 tahun sedang bermain di area outbond. Anak-anak yang mengaku bahwa dirinya "bolang" itu nampaknya warga dari desa setempat yang sedang iseng bermain di sana. "Kita tadi habis makan-makan mbak, ngrayain teman kita yang baru lulus tuh." Ungkap salah satu dari mereka menceritakan apa yang sedang mereka lakukan di sana, sambil menunjuk salah satu bocah yang dimaksud. Spontan kami iyakan saja omongan mereka karena kami juga melihat batangan kayu yang sudah menjadi arang di bawah tenda gubuk di pinggir area. Mereka juga sedikit mempertunjukkan kebolehkan mereka berjalan di atas bambu dengan kolam yang siap menangkap tubuh mereka jika tak kuasa menyeimbangkan tubuh mereka di atas bambu yang berukuran 5-7 meter. Sebelum beranjak pulang, mereka memberitahu kepada kami bahwa besok (hari ini) akan ada pertunjukan "lengger" di tempat itu dengan pemain para perangkat desa setempat. Bocah-bocah yang menarik, itu pikirku.

Seiring dengan kepulangan mereka ke habitatnya (read. rumahnya), aku dan teman baikku pun kembali ke pos awal dimana kami menitipkan helm kami. Keringat mengucur cukup deras dengan dukungan terik mentari yang masih bertahan tuk meyinari kegiatan kami. Dan akhirnya kami telah berjalan dari ujung hingga ke ujung dan kembali ke lagi ke ujung titik awal.

Setelah berpamitan dengan pengelola tempat, kami pun mengakhiri perjalanan itu dengan hati yang bungah dan berharap datang kembali ke tempat itu dengan membawa pasukan perang. Dan perjalanan kami di sabtu sore pun berlanjut menuju tempat lain, yaitu GSP (Grha Saba Pramana) menjadi tempat yang beruntung untuk kami kunjungi untuk sekedar memberi semangat kepada tim robotik STMIK Amikom Yogyakarta dalam KRI (Kontes Robot Indonesia). Meski pada akhirnya harapan kami untuk menjadi suporter yang baik tidaklah sama seperti apa yang telah kami pikirkan.

to be continued. . . ^.^

Read More..

Pemilik Hati

Lihat ku disini
Kau buat ku menangis
Tak ingin menyerah
Tapi tak menyerah
Mencoba lupakan
Tapi ku bertahan

Kau terindah kan selalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan selalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya
Kau pemilik hatiku

Mungkin lewat mimpi
Ku bisa tuk memberi
Ku ingin bahagia
Tapi tak bahagia
Ku ingin dicinta
Tapi tak dicinta

Kau pemilik hatiku

by Armada

Read More..

Pasti Ku Bisa

Lihat apa yang terjadi
Dengan semua rencanaku
Hancur semua berantakan

Dia berjalan keluar dari lingkaran hidupku
Bebas kulepaskan dia
Akupun mulai berdendang

Pasti ku bisa melanjutkannya
Pasti ku bisa menerima dan melanjutkannya
Ooh pasti ku bisa menyembuhkannya
Cepat bangkit dan berfikir
Semua tak berakhir disini

Merasakan pandanganmu
Penuh cerita dan luka
Memang begitulah semua

Jangan pernah kau menunggu
Keajaiban dunia
Bukalah satu tujuan

Pasti kau bisa melanjutkannya
Pasti kau bisa menerima dan melanjutkannya
Ooh pasti kau bisa menyembuhkannya
Cepat bangkit dan berfikir
Semua tak berakhir disini

Pasti ku bisa melanjutkannya
Pasti ku bisa menerima dan melanjutkannya
Ooh pasti ku bisa menyembuhkannya
Cepat bangkit dan berfikir
Semua tak berakhir disini

by Sheila on 7


Read More..

Mengingatnya, Lagi.

Setiap detik namanya selalu terngiang di pikiranku
cara dia tersenyum dalam gambar-gambar itu
cara dia menulis pesan dalam setiap message-nya
kenapa tak bisa kulupakan dia barang sejenak?

masih teringat jelas cara dia berbicara
cara dia bercanda dan tertawa
cara dia memanggilku "sayang"
meski t'lah kulupa seperti apa suaranya

Setiap hari setiap waktu
hanya dia yang selalu kuingin
hanya dia yang selalu kunanti tuk tersenyum
meski ku tahu bahwa sekarang itu tak mungkin

Ketika kuingat semua itu
penyesalan pun selalu hadir dalam bayangku
selalu menghantuiku
tak bisa kulupa dalam setiap nafas hidupku

Kepada siapakah aku harus bertanya?
tentangmu yang tak kan pernah terlupa
siapakah yang bisa menjawab semua pertanyaan?
tentangmu yang tak kan bisa kulupa

Tuhan,
mungkin kami tak berjodoh di dunia
tapi masih adakah kesempatan untukku bertemu dengannya kelak?
di alam yang lain, di alam yang berbeda?

Tuhan,
ijinkan aku berteriak
ijinkan aku meluapkan rasaku
dan ijinkan aku merindunya

Tuhan,
Kau Maha Mendengar
dengarkanlah kata hatiku
dengarkanlah permohonanku

Read More..